Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis, Blogger, Guru, Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Menulis di Blog Pribadi https://ruangpena.id/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Rumah Baru

23 Januari 2024   15:17 Diperbarui: 28 Januari 2024   19:15 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dirman pulang hanya satu bulan sekali untuk menjenguk ibundanya yang turunan ningrat dan tidak pernah menyetujui hubungannya dengan Nimas yang hanya orang biasa. Itulah sebabnya Dirman tidak pernah benar-benar terbuka tentang hubungan mereka padahal sudah terjalin tiga tahun lamanya. 

Namun, meskipun LDR-an, Dirman selalu berhasil membuat hati Nimas berbunga-bunga dan yakin akan kesungguhan cintanya. Sampai akhirnya Dirman bisa pindah tugas ke kota yang sama dengan Nimas, terlebih mereka sekarang sudah menikah meskipun harus tanpa restu orangtua Dirman. 

"Nimas, kita kan belum menemukan tempat yang pas dan aman untuk kita tinggal berdua lho. Harap kamu mengerti lah!" Dirman memelas.

"Mas, aku kira setelah kita menikah Mas akan lebih terbuka soal hubungan kita," Nimas merajuk, "lagi pula, kenapa aku yang harus nyicil rumah nanti?" 

Air matanya mengalir membasahi pipinya membuat Dirman salah tingkah, merasa bersalah dan memberhentikan mobilnya ke pinggir jalan. 

"Lho... Kan itu nanti. Berapa tahun kemudian," ucap Dirman berusaha lembut.

Dirman tidak mau merusak malam pertama pernikahannya dengan Nimas. Membawa paksa Nimas di hari pernikahan mereka untuk pulang ke kota pun sudah membuat Nimas dan orangtuanya bersitegang dan membuat gadis itu sedih. 

Jangan sampai moodnya rusak, batin Dirman. 

Perlahan ia meraih tangan sang istri menggenggamnya erat-erat, seakan ia ingin membuat Nimas benar-benar memberikan kepercayaan penuh bahwa dirinya benar-benar ingin membuat perempuan yang dicintainya itu bahagia. 

"Nimas..., pelan-pelan ya... Mas nanti mulai kenalin kamu sama adik-adik Mas dulu, mau yo...?" bujuk Dirman. Sekali lagi tangannya mengelus lembut tangan istrinya itu. 

"Mas..., aku hanya mohon sama kamu. Aku ini istri kamu. Masa masih mau disembunyikan kayak punya salah apa aja. Kita kan sah, Mas. Kalau saja aku tetap disembunyikan, buat apa kita mengikat janji di depan penghulu malam tadi?" keluh Nimas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun