Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis, Blogger, Guru, Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Menulis di Blog Pribadi https://ruangpena.id/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

I Love You Pak Guru

3 Mei 2020   16:40 Diperbarui: 3 Mei 2020   16:33 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tra Nguyen/Unsplash

Minggu pagi, aku dan teman dekatku telah mengatur janji akan malakukan jogging bareng ke taman alun-alun kota.

Hampir setiap hari Minggu aku ke sana, sekadar berolahraga, bersepeda, atau bahkan hanya jalan kaki untuk kemudian menikmati sarapan jajanan yang banyak dijual di sana.

Setelah puas berkeliling aku dan Mina temanku selalu menyempatkan mampir ke tempat Mang Udin berjualan. Cilok Cinta. Begitu yang Mang Udin Tulis di gerobak nya. Ciloknya sangat enak, mantap, lain dari yang lain.

Kami menikmati jajanan di tempat duduk yang biasa. Di tengah-tengah  kunyahan, aku menalan ludah seketika. Melihat siapa yang melintas di depanku. Serombongan anak-anak berpakaian santri yang sebenarnya sering aku lihat tapi tak begitu kuperhatikan. Kini ada yang begitu menyita perhatianku. Pak Yoga ada di tengah-tengah mereka.

Pak Yoga sibuk membimbing anak-anak itu. Membetulkan jalan anak-anak yang masih kecil yang keluar dari rombongan atau mengingatkan anak-anak yang bercanda berlebihan. Aku berlari setelah membuang bungkus makanan yang belum habis ke tempat sampah. Meninggalkan Mina yang terbengong di tempat duduknya.

Aku menghampiri rombongan anak-anak panti asuhan yang berhenti di bawah pohon rindang, membuka bekal makanan yang telah dibagikan oleh rekan meraka yang paling besar.

Pak Yoga tampak santai memandu mereka penuh perhatian dan kasih sayang. Lagi-lagi laki-laki itu menyita perhatianku. Apalagi hari itu ia mengenakan kaos hitam dan celana olahraga panjang berwarna biru tua, membuat kulit nya yang bersih semakin jelas terlihat nyata.

Pak Yoga tampak keren sekali dengan kostum itu. Aku semakin suka.

Pak Yoga mempersilahan kami bergabung.

*

Sampai di rumah, bayangan tentang pak Yoga tak mau hilang. Sampai jam berlalu, hari, minggu, bulan. Aku semakin mengaguminya. Di sekolah pak Yoga tetap bersikap wajar. Menjalankan tugas sebagai guru piket yang sesekali masuk ke kelas untuk menggantikan guru yang berhalangan hadir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun