"Kamu... cepat kumpulkan hasil pekerjaannya! Jalan kok sambil bengong begitu," ujar pak Yoga.
Deg, terasa ada yang menghantam dadaku. Kalimat itu mengagetkanku. Aku beringsut menyegerakan langkahku dan menyimpan buku tugasku di meja itu. Tanpa berani manatap guru ganteng yang duduk di belakang meja.
*
Bel pulang berbunyi. Aku sengaja menolak tawaran Mina untuk pulang bareng. Aku bilang 'Ada urusan sebentar'. Padahal aku ini mencari seseorang. Pak Yoga.
Aku melangkah melewati koridor sekolah. Sekolah sudah tampak lengang, sebagian besar siswa sudah maninggalkan sekolah. Hanya beberapa yang tetap tinggal untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sore ini.
Aku sendiri mengikuti ekskul PMR tapi hari ini tak ada jadwal latihan. Di depan ruangan guru langkahku terhenti. Aku mencari sosok guru yang tadi masuk di jam terakhir. Diam-diam, mataku mengintip dari balik jendela ruangan itu. Namun sosok itu tidak aku temukan.
Ah, dia tidak ada.
Aku putus asa. Besok mungkin bisa kutemui lagi. Aku melanjutkan langkahku, menuju pintu gerbang.
Di tempat parkir, aku melihat Pak Yoga sedang  melepas rantai sepeda. Ternyata guru keren itu tidak hanya keren, tapi sungguh ia bersahaja. Di saat orang lain heboh menampilkan kendaraan yang paling keren, mobil atau motor keluaran terbaru ia masih siap menggowes sepeda untuk pergi ke tempat kerja.
Aku berlari menghampirinya. Pura-pura menyapa, basa-basi. "Pulang nya naik sepeda, Pak?"
Orang yang ditanya tersenyum, lalu menjawab dengan lembut, "Iya... memangnya kenapa? Aneh ya? He he."