"Jangan pergi..." sikap manja Nolly kembali.Â
Bagaimana pun kesalnya ia kepada Gandi, ia tidak mau jika ia ditinggalkan sendirian dalam keadaan sedih.
"Berhenti nangis, aku akan tetap di sini bersamamu," ucap Gandi.
Nolly luluh. Ia beringsut menyeka linangan air matanya dan mencoba menenangkan diri. Gandi kembali duduk tanpa sepatah kata pun dari mulutnya. Memilih untuk membuka dan memainkan layar ponselnya.
"Gandi...." Ucap Nolly setelah tangisnya reda.
"Ya. Apa?"
"Ih kok kamu gitu sih jawabnya?" rengek Nolly.
"Aku harus ngomong apa lagi?"
"Kamu kok akhir-akhir ini gak peka sih. Sahabat kamu lagi sedih malah dicuekin, dimarahi, dinasihati. Kamu akhir-akhir ini gak berpihak lagi sama aku." Gerutu Nolly.Â
Seperti biasa, ia selalu bebas dan leluasa mengungkapkan apapun yang dirasakannya kepada lelaki yang selama ini dianggap sahabat terbaiknya itu.Â
Tidak pernah ada yang Nolly tutup-tutupi. Rahasia Nolly hampir semuanya Gandi tahu. Itulah yang membuat Gandi semakin merasa harus menjaga Nolly.