Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis, Blogger, Guru, Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Menulis di Blog Pribadi https://ruangpena.id/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Soal Rasa

15 April 2020   21:50 Diperbarui: 15 April 2020   22:13 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eric Ward / unsplash.com

"Jangan pergi..." sikap manja Nolly kembali. 

Bagaimana pun kesalnya ia kepada Gandi, ia tidak mau jika ia ditinggalkan sendirian dalam keadaan sedih.

"Berhenti nangis, aku akan tetap di sini bersamamu," ucap Gandi.

Nolly luluh. Ia beringsut menyeka linangan air matanya dan mencoba menenangkan diri. Gandi kembali duduk tanpa sepatah kata pun dari mulutnya. Memilih untuk membuka dan memainkan layar ponselnya.

"Gandi...." Ucap Nolly setelah tangisnya reda.

"Ya. Apa?"

"Ih kok kamu gitu sih jawabnya?" rengek Nolly.

"Aku harus ngomong apa lagi?"

"Kamu kok akhir-akhir ini gak peka sih. Sahabat kamu lagi sedih malah dicuekin, dimarahi, dinasihati. Kamu akhir-akhir ini gak berpihak lagi sama aku." Gerutu Nolly. 

Seperti biasa, ia selalu bebas dan leluasa mengungkapkan apapun yang dirasakannya kepada lelaki yang selama ini dianggap sahabat terbaiknya itu. 

Tidak pernah ada yang Nolly tutup-tutupi. Rahasia Nolly hampir semuanya Gandi tahu. Itulah yang membuat Gandi semakin merasa harus menjaga Nolly.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun