Mohon tunggu...
Diantika IE
Diantika IE Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penulis, Blogger, Guru, Alumnus Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Menulis di Blog Pribadi https://ruangpena.id/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kekasih

6 April 2020   19:31 Diperbarui: 7 April 2020   00:49 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alia memang tidak pernah semarah itu. Selama ini ia selalu terlihat sabar dan baik-baik saja. Meskipun semua orang terutama teman dan keluarga dekatnya mengetahui jika kehidupan Alia tidak sebaik yang dibayangkan.

Bagaimana tidak, Alia sejak kecil sudah menjadi korban perceraian kedua orang tuanya. Ayahnya yang berprofesi sebagai pengcara selingkuh saat menangani kasus percaraian seorang klien cantik asal Bogor. Di usia 10 tahun, ia harus menyaksikan dengan matanya sendiri, ibunya meregang nyawa karena menelan racun. Ia menjerit ketakutan ketika melihat tubuh ibunya kejang-kejang dengan wajah membiru dan mulut penuh busa.

Jika dibandingkan dengan kehidupan kebayakan orang, sungguh kehidupan Alia tidaklah wajar. Namun semua orang pun tahu jika ketabahan dan ketegaran Alia layak diacungi jempol. Gadis manis itu harus hidup sebatang kara semenjak usia 10 tahun.

Sejak ibunya meninggal, sang Ayah tidak lagi mengurusnya. Kecuali mengiriminya uang bulanan lewat rekening, tanpa pertemuan. Jangankan kasih sayang seorang Ayah, menyapa di telepon pun tidak pernah.

Alia tumbuh menjadi perempuan yang tegar. Sejak duduk di bangku kuliah semester pertama sudah banyak laki-laki yang menyukainya. Terkesan karena kegigihan dan kemandiriannya. Ya, setidaknya itu magnet terbesar yang dimiliki Alia.

Ketika perempuan seusianya sedang asik menebar pesona, belanja baju, dandan ber-make up ketika pergi kuliah, lain lagi dengan Alia. Ia adalah perempuan yang simpel dan lebih mementingkan karya serta mengejar prestasi. "Ingin hidup lebih baik," ujarnya.

Alia bukan tidak ingin memiliki pasangan seperti kebanyakan gadis seusianya. Namun tantangan hidup dan kepedihan yang pernah dirasakannya membuat ia merasa harus terus berjuang untuk menjadi orang yang sukses. Setidaknya tidak sampai merepotkan orang lain. Adapun soal laki-laki, kebenciannya kepada sang Ayah belum sepenuhnya sembuh.

Bukan, Alia bukan anti laki-laki atau penyuka sesama jenis. Namun ia belum menemukan laki-laki yang bisa membuatnya percaya bahwa lelaki yang benar-benar baik itu memang ada di dunia.

Sampai suatu hari, Tuhan mengizinkan Alia jatuh cinta. Seseorang bernama Julian berperawakan tinggi atletis telah membuat dadanya berdegup kencang saat tidak sengaja retina mereka bertemu walau hanya beberapa saat.

Kecerdasan dan kedewasaan serta pembawaan Julian sangat memesona. Bagaikan magnet berbentuk lingkaran, Julian berhasil menarik hati Alia dari berbagai arah. Apakah Julian pernah berbuat sesuatu yang spesial kepada Alia? Entah, Alia sendiri tidak sepenuhnya menyadari. Rasa itu hadir begitu saja. Tanpa tahu penyebab sebenarnya. Yang Alia tahu, Julian telah membuat dirinya nyaman, merasa diakui dan diizinkan menjadi dirinya sendiri ketika berada di dekat Julian.

Julian sendiri adalah dosen di kampus tempat Alia kuliah. Lelaki ini baru saja menyelesaikan program doktor, dan sedang menempuh jenjang selanjutnya. Semangatnya yang selalu senang mempelajari hal-hal baru, menjadi salah satu nilai plus di mata Alia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun