Mohon tunggu...
Dianna Firefly
Dianna Firefly Mohon Tunggu... -

Bagi saya menjadi gila adalah sebuah kenikmatan. Dianggap bodoh pun tidak apa-apa, asal anda bisa membuktikan kecerdasan anda di depan saya.\r\nKarena saya akan memberitahu anda beberapa bukti kebodohan dan kegilaan saya setelah itu.\r\n\r\nSaya pikir, saya punya banyak kepribadian karena itu saya bukan orang baik-baik. Berhati-hatilah ketika anda berpikir saya lugu dan apa adanya. Sebenarnya saya bodoh dan gila.\r\n\r\nSebagai bukti agar anda yakin:\r\nSaya pernah menonton film yang sama belasan sampai puluhan kali, kapan pun saya mau misalnya ketika terbangun tengah malam. Saya menikmatinya seperti belum pernah menonton film tersebut. Hanya orang bodoh dan gila atau yang memiliki gejala bodoh dan gila yang bisa seperti ini.\r\n\r\nTolong percaya saya, saya bodoh dan gila. Ini sebagai peringatan awal, kita tidak tahu bila suatu hari saya datang untuk membunuh anda. Bagaimana pun juga saya adalah binatang yang berevolusi. Saya bisa melakukan apa saja diluar kendali, demi kenikmatan diri sendiri. Tolong percaya!\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Silent Diplomacy Rama Kanjeng Jendral Anumerta a.k.a Mgr. Albertus Soegiyopranoto.SJ

26 Agustus 2011   03:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:27 1840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada masa blokade ini Rama Kanjeng juga tetap didatangi imam-imam dan umatnya.

Disetiap kesempatan Romo Kanjeng selalu berpesan agar umat Katolik ikut prihatin dengan situasi bangsa serta meminta supaya natal dirayakan dengan sederhana.

Suatu hari beliau juga dikunjungi pemuda-pemuda Katolik.

Mereka bertanya, sebagai umat Katolik apakah mereka juga harus ikut berjuang.

Pertanyaan itu membuat Rama Kanjeng marah. Dengan nada marah Rama Kanjeng meminta pemuda-pemuda itu untuk pergi berjuang dan kembali kalau sudah mati.

Walaupun demikian, Beliau juga dengan berani menghadap kedua kubu-kubu yang bertikai untuk mengusahakan perdamaian dan pembicaraan diantara keduanya.

Sementara Rama Kanjeng ini sendiri dengan kepiawaiannya berdiplomasi, beliau berhasil menembus blokade Belanda dengan tulisan-tulisannya di majalah Commonwealth untuk pembaca di Amerika Serikat.

"... aksi militer tersebut untuk merebut yang telah hilang,

dilakukan untuk membalas semua kekalahan,

mencoba menghidupkan kembali apa yang sudah mati,

mencoba memperbaiki dengan kekerasan senjata,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun