Tradisi ini memilih untuk mengutamakan fokusnya dengan cara memperhatikan segala bentuk interaksi antarmanusia menjadi hal yang utama ketimbang menyaksikan karakteristik individu tersebut.
Tradisi ini memfokuskan diri pada bentuk-bentuk interaksi antar manusia dari pada karakterisitik individu atau model mental. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Interaksi merupakan proses dan tempat makna, peran, peraturan, serta nilai budaya yang dijalankan.
Banyak Teori Sosiokultural juga memfokuskan pada bagaimana identitas dibangun melalui interaksi dalam kelompok sosial dan budaya. Â Â Â Â Â Â Â Â Identitas menjadi dorongan bagi diri kita sebagai individu dalam peranan sosial, sebagai anggota komunitas, dan sebagai makhluk berbudaya.
Para Ahli Sosiokultural memfokuskan diri pada bagaimana identitas dinegosiasikan dari satu situasi ke situasi lainnya. Â Â Â
Budaya juga dilihat sebagai bagian penting atas apa yang dibuat dalam interaksi sosial. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Pada digilirannya, budaya membentuk konteks tindakan dan interpretasi. Â Â Â Â
Komunikasi merupakan sesuatu yang terjadi di antara manusia, sehingga komunitas dianggap sangat penting dalam banyak teori tersebut.
Tradisi Sosiokultural memiliki beragam sudut pandang yang berpengaruh seperti :
1. Interaksi Simbolis, Berdasarkan pada ide bahwa struktur sosial dan makna diciptakan serta dipelihara dalam interaksi sosial dan paham interaksi simbolis berpengaruh pada tradisi dalam mengeksplorasi hubungan-hubungan sosial.
2. Â Konstruktivisme Sosial, Bisa juga dikatakan sebagai konstruksi sosial dari sebuah realita yakni mengenai pengetahuan manusia dibentuk melalui interaksi sosial.
3. Sosiolinguisti, Kajian bahasa dan budaya. Â Â Â Ketika kita memberikan dan mentaati perintah, atau menjawab pertanyaan, serta menjelaskan kejadian, kita sudah masuk dalam permainan bahas, kemudian permainan bahasa ini melibatkan sebuah budaya di dalamnya.
Teori-teori sosiokultural memberikan penjelasan dalam banyak konteks komunikasi : Â Â Â Â Â Â Â Â Â Pertama, cara pemahaman kita, makna, norma, peran dan aturan bekerja secara interaktif dalam komunikasi.
Kedua, tradisi ini menjelaskan dunia interaksional, dimana, orang hidup menempatkan ide bahwa realitas bukanlah perangkat objektif dari sebuah aturan di luar kita akan tetapi ini sebuah konstruksi yang dibentuk melalui proses interaksi dalam grup, komunitas dan budaya.
Ketiga, menjelaskan lebih kepada pola interaksi daripada karakterisik indivual ataupun mental models. Dalam hal ini, kata kuncinya interaksi dalam skala mikro, maka yang dibahas bukan model mental tetapi proses interaksi yang dibangun dalam internal individu untuk diagregasi menjadi sebuah interaksi yang lebih besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H