Lalu tiba tiba dia berkata “ Mas Kukuh akan ke jakarta, Mas Kukuh akan belajar sungguh sungguh, dan akan berusaha keras bisa masuk salah satu dari 6 PTN yang mas Kukuh inginkan.. Mas Kukuh tidak akan menginjakkan kaki lagi ke Lombok sebelum mas Kukuh bisa masuk 6 PTN itu... Mas Kukuh tidak akan pulang, Mas Kukuh Janji..."
Ibunya yang sangat mengenal kekerasan tekat anaknya, seketika itu juga menangis, sambil memeluk kepala anak lakilaki kami satu satunya dan menciuminya, seakan akan ini adalah pertemuan terakhir, dan tidak akan ada pertemuan lagi.
Test yang kedua adalah SBMPTN , waktunya satu bulan setelah SNMPTN, istri saya tak henti hentinya shalat sunat, berdoa, agar Allah agar memberikan kemudahan buat anaknya, supaya bisa masuk perguruan tinggi yang di inginkan, dan mau kembali ke rumah, kumpul lagi bersama keluarga.
Saat pengumuman, kami mendapat kabar bahwa di SBMPTN ini pun anak kami GAGAL, airmata ibupun mengalir.
Melalui telpon, anak saya memberi kabar, bahwa dia masih memiliki harapan untuk bisa masuk UI dengan mengikuti SIMAK UI. Ini adalah ujian mandiri, di adakan di kampus UI, dan di tempat lain di seluruh indonesia yg di tentukan.
Dengan harap harap cemas, kami semua menunggu pengumuman hasil SIMAK UI, malang tak dapat di tolak, kali ini pun anak kami GAGAL.
“Mas anak kamu Stress", kalimat pertama yang saya dengar by phone dari mulut adik saya yg ada di jakarta, tempat di mana anak saya menginap.
“Dari malam sampai jam 5 pagi engga pulang pulang, mutar mutar keliling UI sendirian" , itu kalimat kedua.
Pagi itu juga saya cuti kerja, pesan tiket dan langsung berangkat ke jakarta. Saya temui anak saya sudah kembali ke kamar, sedang belajar lagi, sinar matanya agak redup, badannya kurus, sehingga kepalanya jadi terlihat besar. Tiga kali kegagalan berturut turut benar benar memukul jiwanya. Saya khawatir dia patah semangat.
Lama kami bicara, saya berikan motivasi lewat contoh contoh pengalaman hidup saya, saya tekankan padanya agar tidak lupa berdoa, setelah berusaha dengan keras. Ingatlah kepada TUHAN, karna pada saat seperti ini tidak ada yang bisa menolong kamu selain kamu sendiri dan TUHAN...
“ Ingat" saya tekan kan lagi pada anak saya “ saat ini tinggal kamu dan TUHAN, keberhasilan kamu di tentukan oleh 2 hal, perjuangan keras kamu dan kemudahan yang TUHAN berikan".