" Kau tau itu" Dia meneteskan air matanya
" Aku sudah tak menyakini pengharapan itu, terlalu malu" Katanya
"Aku akan mengatakan pada orang tuamu, meminta restu padanya"
"Apa maksudmu?"
"Aku ingin kita hidup bersama"
"Bagaimana jika orang tua ku menolak?"
" Aku akan tetap tinggal di sana menjadi nelayan. Hidup sebatang kara."
"Kau terlalu gila Fir, Pergilah!" Dia menutupi derai air matanya. Lalu masuk dan mengunci pintu meninggalkanku.
" Ayoklah kita pulang bersama Siti" ibaku. Suara tangis terdengar di balik pintu.
"Iya aku akan menjadi orang gila disana. Menunggumu!" Â seruku
>>>
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!