Mohon tunggu...
Diana Tutut
Diana Tutut Mohon Tunggu... Petani - Haii

Numpang ngombe

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sedayu Biru

23 Desember 2017   13:54 Diperbarui: 23 Desember 2017   13:57 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 " Aku kira, kau orang tak waras. Mondar-mandir gak jelas di bibir pantai" candanya.

" Banyak berubah kau setelah tinggal di Ibukota"

" Iya kau juga banyak perubahah Dang"

" Iya beginilah. Makin hitam saja kan?"

"Haha...Kenapa gak pergi merantau ?" tanyaku

"Mau jadi apalagi,  cari kerja susah"  jawabnya. Hampir 30 menit lamanya kami berbincang-bincang panjang, bercengkrama dengan sahabat lama.

"Rindu kah kau padanya Fir, pada Siti Zulaikah?"  suasana berubah menjadi hening mencekik- pekik.

"Sungguh Siti Zulaikah yang malang. Beban hidup seakan membuat tubuhnya tak bernyawa lagi, tak semangat. Murung. Bahasa apalagi yang dikatakan Dadang, dia menambah  perasaan menjadi pilu kalbu. Aku terdiam mendengarnya

 "Seperti lagu saja kisahmu. "Ku pergi kau kembali"  lirik lagu berjudul Harus Berpisah, Cakra Khan. Ia nyayikan tersendat-sendat nyaring suaranya. Fals

"Mana bisa! Kau potong lagu itu, disambung-sambunkan. Beda cerita Dang"  suasana menjadi cair. Lelaki berambut kriting itu pandai menghibur.

" Ku dengar dia berpisah dengan suaminya, itu alasanku kembali Dang"  curhatku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun