Tiba-tiba, Dadang  berjalan kedepan mengendap-endap pelan. Kepalanya menengok ke kanan, ke kiri. Setelah itu dia mengatakan:
"Siti Zulaikah, berada di kota Bali" jawabnya.
" Jadi selama ini kau yang  menyembunyikan?"
"Aku kasihan Fir, dia selalu menelusuri bibir pantai setiap hari. Pernah aku melihatnya sedang  menangis, wajahnya sendu memandangi ke arah pulau merah itu. Suatu hari, dia datang meminta bantuan. Lalu subuh pagi ku sebrangkan  lewat Selat Bali. Ku berikan alamat rumah temanku  agar dia bekerja disana, tinggal sementara" jelasnya
" Antarkan aku sekarang Dang"
" Jangan sekarang Fir, orang-orang akan curiga pada kita. Kau tak takut bapaknya preman? Mau nasipmu seperti Syamsul Bahri" celetus Dadang mengkaitkan kisahku seperti  kekasih Siti Nurbaya.
"Kau mungki tak mempedulikan, tapi bagaimana nasibku" dia mempertimbangkan
"Jadi kapan kita pergi?"
"Esok subuh datanglah di Selat Bali" aku mengangguk
"iya" jawabku singkat.
>>>