Mohon tunggu...
Diana Tri Widarti
Diana Tri Widarti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya menulis dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT BAHASA BIASA GILBERT RYLE DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI INONESIA

13 Desember 2023   19:16 Diperbarui: 13 Desember 2023   20:41 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Indonesia sudah memutuskan untuk menerapkan pendidikan karakter sejak tahun 2010 sebagai implementasi dari UU Sisdiknas No. 10 tahun 2003. Langkah ini merupakan babak baru dalam perkembangan pendidikan nasional. Pendidikan Karakter berarti mengajarkan dan belajar nilai-nilai dalam proses belajar-mengajar di sekolah. Namun tak bisa dimungkiri bahwa konsep pendidikan karakter itu sendiri masih menyimpan problem di beberapa seginya. Salah satu problem itu adalah kekaburan konsep karakter dan pendidikan karakter.

Oleh karena itulah, filsafat Gilbert Ryle mendapatkan relevansinya di sini. Sebagaimana dikatakan oleh Ryle, filsafat yang bertugas untuk mengurai dan memperjelas konsep-konsep akan sangat berguna jika digunakan untuk menyelesaikan problem kebijakan pendidikan karakter ini. Pertama, kata karakter dalam pendidikan karakter selalu diungkapkan dalam achievement statement dan dispositional statement sehingga kekeliruan mendiagnosa hal ini kerap menjerumuskan penggunanya ke dalam kegalatan kategori.

Implikasinya, setiap pengujaran kata karakter dalam seminar-seminar atau dalam rumusan-rumusan kebijakan kerap terjebak dalam kekaburan makna. Kedua, pendidikan karakter harus dimengerti sebagai teaching/learning that sekaligus sebagai teaching/learning how to. Anggapan bahwa pendidikan karakter hanyalah mencakup aspek teaching that dalam suatu proses pendidikan jelas merupakan kegalatan kategori. Jika kegalatan kategori ini dipertahankan, akibatnya tidak hanya akan mengacaukan proses pendidikan nasional, namun juga akan menggagalkan upaya melahirkan generasi yang berkarakter.

DAFTAR RUJUKAN

Cottingham, John, 1996, Western Philosophy; An Anthology, Blackwell Publishers Inc., Oxford.

Descartes, Ren, 1996, Meditations on First Philosophy, Terj. John Cottingham,, Cambridge University Press, Cambridge.

Geertz, Clifford, 1973, The Interpretation of Cultures: Selected Essays, Basic Books, New York.

Koesoema, Doni, 2007, Pendidikan Karakter; Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Grasindo, Jakarta.

Mustansyir, Rizal, 2012, "Dimensi Tanda Dalam Perspektif Filsafat Analitik Ludwig Wittgenstein Dan Pengaruhnya Dalam Tanda Kontemporer", Jurnal Filsafat Vol. 22 No.1 2012, Fakultas Filsafat, Yogyakarta.

Ryle, Gilbert, 2009a, The Concept of Mind, Routledge, London, 2009b, Collected Papers Volume I; Critical Essays.

Routledge, London, 2009c, Collected Papers Volume II; Collected Essays 1929-1968, Routledge, London.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun