ABSTRAK
Tanaman obat keluarga mudah ditanam tanpa perlu perawatan khusus selain itu juga memiliki sejuta manfaat. Berdasarkan hal tersebut Mahasiswa KKN MIT-DR ke-13 kelompok 49 mengadakan program penanaman tanaman obat keluarga berupa tanaman jahe (Zingiber Officinale) di Kelurahan Karangmalang tepatnya di RW 1.Â
Jahe memiliki khasiat untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit, seperti: rematik, mual-mual, mabuk perjalanan, batuk, pegal-pegal, kepala pusing, sakit saat menstruasi, nyeri lambung, asma, nyeri otot, impoten, kanker, diabetes, penyakit jantung, bronchitis, osteoarthritis, flu, demam, gangguan pencernaan, Alzheimer dan lain-lain.Â
Khasiat ini disebabkan oleh kandungan minyak atsiri dengan senyawa kimia aktif. Selain itu jahe juga mengandung antiinflamasinya yang bisa meningkatkan imunitas tubuh sehingga virus penyebab penyakit tidak bisa masuk ke dalam tubuh terutama pada masa pandemi COVID-19 seperti saat ini.
PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia telah mengeluarkan deklarasi mengenai wabah Corona Viruses Disease-2019 (COVID-19) sebagai kondisi kesehatan yang darurat dalam tingkatan global.Â
Meningkatnya kasus COVID-19 sebagai pandemi sudah membuat berbagai negara melakukan berbagai tindakan perlindungan dan pengawasan wilayah serta pembatasan interaksi manusia dengan berbagai cara termasuk pembatasan jarak sosial, jarak fisik, sampai ketingkat karantina.Â
Di Indonesia, selain menerapkan peraturan jarak sosial dan jarak fisik juga menerapkan PSBB pada daerah-daerah yang dianggap memiliki status darurat, juga ditetapkan sampai saat ini berada dalam adaptasi kehidupan normal baru (Ifroh, 2020).
Berdasarkan data WHO (21 Februari 2022) akumulasi jumlah kasus konfirmasi positif COVID-19 secara global sebanyak 425 juta dengan angka kematian baru 5,89 juta.Â
Laporan situasi terkini perkembangan COVID-19 di Indonesia berdasarkan data Kementerian Kesehatan sebanyak 5,2 juta kasus konfirmasi positif COVID-19 (Kemenkes RI, 2022).Â
Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang mengalami kenaikan kasus baru dengan jumlah total konfirmasi sebanyak 542.876 kasus, dengan angka kematian sebanyak 30.640 jiwa (21 Februari 2022) (Tanggap Covid-19 Provinsi Jawa Tengah)
Semarang, sebagai salah satu wilayah di Provinsi Jawa Tengah dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi, pusat ekonomi, pusat pemerintahan dan sebagai Ibukota Provinsi Jawa Tengah menjadi hal yang sangat penting dalam upaya percepatan penanganan COVID-19.Â
Peran masyarakat dan peningkatan literasi dan pengetahuan pencegahan serta penanganan COVID-19 di tingkat individu maupun masyarakat menjadi salah satu strategis untuk mengurangi jumlah kasus positif COVID-19.Â
Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan berbagai kegiatan kepedulian dan pengabdian kepada masyarakat. Salah satu program yang cukup mudah untuk dilaksanakan adalah penanaman Tanaman Obat Keluarga  (TOGA) (Hamidah,. Dkk, 2017).
Tanaman obat keluarga merupakan tanaman obat pilihan yang dapat tumbuh dan ditanam pada halaman atau pekarangan dilingkungan tempat tinggal (Siska. Dkk, 2022).Â
Tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan imunitas, menjaga kestabilan darah dan sebagai pertolongan awal pada saat mengalami gejala sakit ringan seperti demam dan batuk (Dolisgan, 2020). Â
Berdasarkan hal tersebut Mahasiswa KKN MIT-DR ke-13 kelompok 49 mengadakan program penanaman tanaman obat keluarga berupa tanaman jahe (Zingiber Officinale) di Kelurahan Karangmalang tepatnya di RW 1.
METODE PELAKSANAAN
Metode yang digunakan dalam melaksanakan penanaman tanaman obat keluarga dimulai dengan observasi serta melakukan perizinan kepada perangkat desa. Dilanjutkan survei lapangan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara garis besar keadaan wilayah Kelurahan Karangmalang tepatnya Dusun Sebumi, Gerung dan Gedungan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Berdasakan hasil kegiatan penanaman tanaman Toga yang telah dilakukan mahasiswa KKN MIR DR-13 kelompok 49 di lingkungan RW 1 Kelurahan Karangmalang tepatnya meliputi tiga Dusun yaitu Dusun Sebumi, Gerung dan Gedungan berjalan dengan baik.Â
Perizinan dalam melaksanakan kegiatan ini di dapatkan dari Ketua RT dan RW setempat dan disambut dengan senang dan sangat baik akan adanya kegiatan ini. Tanaman Toga berupa jahe di tanam disekitar pinggir jalanan desa dan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar. Identifikasi masalah didapatkan dan dirumuskan berdasarkan hasil observasi lingkungan.
PEMBAHASAN
Kelurahan Karangmalang merupakan salah satu kelurahan yang terletah di Kecamatan Mijen Kota Semarang. Kelurahan ini berada pada ketinggian 300 m dpl dari permukaan laut, dengan luas wilayah keseluruhan 202,805 ha, terdiri dari 3 RW dan 12 RT. Kelurahan Karangmalang sebagian wilayahnya berfungsi sebagai perumahan tempat tinggal, persawahan dan tegalan, bagian yang tidak terpisahkan dari Pemerintah Kota Semarang (Data Geografis dan Kependudukan Kelurahan Karangmalang).
Kelurahan Karang malang termasuk di wilayah pegunungan yang dikelilingi perbukitan dengan keadaan lingkungan yang lembap dan relatif dingin. Sehingga memungkinkan tanaman Toga berupa jahe (Zingiber Officinale) Â yang dipilih untuk ditanam bisa hidup subur tanpa adanya perawatan khusus.Â
Tanaman jahe (Zingiber Officinale) dipilih karena selain mudah tumbuh dan tidak memerlukan perawatan khusus tanaman ini juga memiliki banyak khasiat untuk kesehatan, terutama dalam rangka meningkatkan imunitas di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini.
Tanaman jahe (Zingiber Officinale) adalah tanaman rempah yang berasal dari Asia Selatan, yang sekarang sudah tersebar ke seluruh dunia.Â
Di Yunani, jahe digunakan pertama kali sebagai obat herbal untuk mengatasi penyakit vertigo, mual-mual dan mabuk perjalanan.Â
Pada abad ke 16, di Inggriis Raja Hendry ke VIII merekomendasikan jahe untuk mengatasi wabah penyakit (Plague). Di kawasan Asia, jahe telah dimanfaatkan sebagai bahan bumbu masakan dan obat tradisonal sejak ribuan tahun yang lalu.Â
Di indonesia sendiri jahe banyak dibudidayakan secara intensif di daerah Bengkulu, Bogor, Magelang, Yogyakarta, dan Malang, serta dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, bahan obat herbal serta minuman penghangat badan. Sebagai bumbu masakan, kandungan zat gizi pada jahe dapat melengkapi zat-zat gizi pada menu utama serta dapat pula membantu melancarkan proses pencernaan (Ware, 2017).
Jahe merah mengandung minyak atsiri 2,58 -- 2,75%, paling banyak digunakan untuk industri obat -- obatan, disusul dengan jahe gajah dengan kandungan kandungan minyak atsiri 0,82 -- 1,68%, dan jahe emprit dengan 1,5 -- 3,3% minyak atsiri.Â
Zat -- zat aktif yang terkandung dalam minyak atsiri antara lain: shogaol, gingerol, zingeron, dan zat-zat antioksidan alami lainnya memiliki khasiat untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit, seperti: masuk angin, batuk, kepala pusing, pegal-pegal, rematik, mual-mual, mabuk perjalanan, impoten, Alzheimer, kanker, dan penyakit jantung.Â
Dalam menu sehari-hari, jahe dan rempah-rempah lainnya merupakan bahan penyedap rasa alami dengan kandungan zat gizi yang dapat melengkapi nilai gizi menu utama. Jenis zat gizi dan nilai gizi rimpang jahe mentah dapat dilihat pada Tabel 1 (Ware, 2017).
Tabel 1. Jenis zat gizi dan nilai gizi rimpang jahe mentah
Jenis Zat Gizi
Nilai Gizi per 100 gram
Energi
79 kkal
Karbohidrat
17,86 g
Serat
3,60 g
Prootein
3,57 g
Sodium
14 mg
Zat besi
1,15 g
Potasium
33 mg
Vitamin C
7,7 mg
Sumber: Ware (2017)
Jenis zat gizi lainnya dalam rimpang jahe dengan kuantitas rendah, adalah magnesium, fosfor, zeng, folat, vitamin B6, Vitamin A, riboflavin dan niacin (Ware, 2017).
Dari berbagai hasil penelitian jahe sangat efektif untuk mencegah atau menyembuhkan berbagai penyakit karena mengandung gingerol yang bersifat antiinflamasi dan antioksidan yang sangat kuat.Â
Lebih lanjut dinyatakan bahwa jahe berkhasiat untuk mengatasi berbagai penyakit, seperti mual-mual pada saat wanita sedang hamil, mengurangi rasa sakit dan nyeri otot, membantu menyembuhkan penyakit osteoarthritis, menurunkan kadar gula darah pada pasien yang menderita diabetes tipe 2 yang sekaligus menurunkan risiko penyakit jantung, membantu mengatasi gangguan pencernaan kronis, mengurangi rasa sakit saat wanita sedang menstruasi, menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah, membantu mencegah penyakit kanker (karena aktivitas 6-gingerol) terutama kanker pancreas, payudara dan kanker ovarium, meningkatkan fungsi otak dan mengatasi penyakit Alzheimer, dan membantu mengatasi risiko serangan berbagai penyakit infeksi. Pada jahe merah, ada sangat banyak kandungan yang memang bisa dijadikan sebagai imunomodulator.Â
Salah satunya adalah antiinflamasinya yang bisa meningkatkan imunitas tubuh sehingga virus penyebab penyakit tidak bisa masuk ke dalam tubuh (Leach, 2017). Jahe dianggap sangat bermanfaat untuk menaikkan kekebalan tubuh sehingga tubuh mampu melawan virus dan penyakit terutama di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
- Tanaman jahe dipilih karena khasiatnya yang banyak serta tidak perlu adanya perawatan khusus.
- Sebagai bahan obat herbal, jahe memiliki khasiat untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit, seperti : rematik, mual-mual, mabuk perjalanan, batuk, pegal-pegal, kepala pusing, sakit saat menstruasi, nyeri lambung, asma, nyeri otot, impoten, kanker, diabetes, penyakit jantung, bronchitis, osteoarthritis, flu, demam, gangguan pencernaan, Alzheimer dan lain-lain. Khasiat ini disebabkan oleh kandungan minyak atsiri dengan senyawa kimia aktif.
- Selain itu jahe juga mengandung antiinflamasinya yang bisa meningkatkan imunitas tubuh sehingga virus penyebab penyakit tidak bisa masuk ke dalam tubuh terutama pada masa pandemi COVID-19 seperti saat ini.
SARAN
Penulis sadar bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan baik dari segi buku referensi, penulisan serta pemilihan kata. Kami mengharap kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan makalah ini kedepannya. Namun semoga apa yang telah dituliskan ini bermanfaat untuk kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Dolisgan, Kobra Karami, Ali Asghar Kiani, Nasrin Galehdar, and Nasrollah Moradifar. 2020. "A Systematic Review OF Antihypertensive Effects of Medical Plants in Asteracae Family." Journal of Critical Reviews 7(14):1525--30.
Hamidah. Ririn, Dina Mayan Sari, Dwi Mayansari, Novendira Halim. 2017. Penanaman Toga Sebagai Wujud Cinta Lingkungan; Abadimas Adi Buana Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017.
Ifroh, Riza Hayati. 2020. Peran Kader Posyandu Dalam Pemanfaatan dan Sosialisasi Toga di Masa Pandemi Covid-19. Penerbit & Percetakan Universitas Sriwijaya (UNSRI).
Kelurahan Karangmalang. https://karangmalang.semarangkota.go.id/. (Diakses tanggal 21 Februari 2022).
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI). 2020. Situasi Terkini Perkembangan Kasus Covid-19.
Leach, J. 2017. 11 Proven Health Benefits of Ginger. https://www.healthline.com/nutrition/ 11 proven-benefits-of-ginger. (Diakes tanggal 22 Februari 2022)
Siska Mayang Sari, Ennimay, and Abdur Rasyid Tengku. 2019. "Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Pada Masyarakat." Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 3:1--7.
Tanggap Covid-19 Provinsi Jawa Tengah. 2022. https://corona.jatengprov.go.id/data. (Diaakses 21 Februari 2022).
Ware, M. 2017. Ginger: Health Benefits and Dietary Tips. https://www.medicalnewstoday.com /articles/265990.php. (Diakses tanggal 22 Februaru 2022).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H