Mohon tunggu...
Dian Andi Nur Aziz
Dian Andi Nur Aziz Mohon Tunggu... Penulis - Menulis Lagi

Karena pelupa maka ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bang Jul Si Tukang Sayur dan Kepanikan Belanja

30 Juni 2020   23:47 Diperbarui: 30 Juni 2020   23:44 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila fenomena ini menyebar maka akan muncul efek domino. Tabungan dan investasi akan ditarik secara besar-besar untuk berbelanja secara besar-besaran. Sebagian menarik simpanan rupiahnya di bank untuk membeli mata uang dolar karena nilai kurs terhadap rupiah terus naik.

Dampak akhirnya adalah ketidakpercayaan pada ekonomi kita. Bahkan bisa muncul ketidakpercayaan pada bank. Padahal saat ini sudah ada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). LPS adalah salah satu Lembaga yang menjaga stabilitas sistem keuangan Bersama Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bersama Kementerian Keuangan, lembaga-lembaga inilah yang menjamin makroprudensial aman terjaga.

Transparansi Informasi

 Kepanikan dalam situasi wabah Covid19 seperti sekarang ini bisa makin meningkat bila tidak ada kejelasan informasi keadaan sebenarnya. Dalam studinya Cheng (2004) menunjukkan bahwa orang menjadi panik karena curiga ada informasi yang disembunyikan.

Peran pemerintah begitu sentral dalam soal informasi. Informasi perlu disampaikan secara proporsional. Tidak melebih-lebihkan tetapi juga tidak menganggap enteng. Melebih-lebihkan dari kondisi sebenarnya akan membuat masyarakat semakin ketakutan. Tetapi informasi yang menganggap enteng juga membuat korban nyawa akibat virus Covid19 makin meningkat. Ketakutan dan kecemasan tentu akan meningkatkan kepanikan belanja.

Bila pemerintah mengatakan bahwa ketersediaan beras mencukupi maka tentu bisa mengurangi hasrat masyarakat menimbun beras. Tentunya informasi ini harus dibuktikan di pasaran memang tersedia dan mudah didapat. Karena bila barang tersedia akan menimbulkan kecemasan dan ketakutan. Efeknya akan muncul kepanikan belanja kembali.

Bagi Ibu Mertua, Bang Jul menjadi menjadi pengamat langsung kondisi ketersediaan sembako di pasar. Ibu tenang ketika setiap pesanan sayur dipenuhi dan diantar Bang Jul ke rumah. Ibu tidak lagi perlu menumpuk beras dan sembako lainnya. Di pasaran stok beras terbukti aman terjaga dengan harga relatif stabil. Saat ini, tidak tukang sayur keliling juga sudah normal berjualan dan hadir setiap pagi di lingkungan kami. Tentu dengan tetap menjaga jarak dan memakai masker.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun