Mohon tunggu...
Dian Andi Nur Aziz
Dian Andi Nur Aziz Mohon Tunggu... Penulis - Menulis Lagi

Karena pelupa maka ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bang Jul Si Tukang Sayur dan Kepanikan Belanja

30 Juni 2020   23:47 Diperbarui: 30 Juni 2020   23:44 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangan atas kelangkaan barang ini menyebabkan munculnya kepanikan belanja (Arafat, et.al, 2000). Perilaku Ibu Mertua lebih karena kekhawatiran hilangnya bahan makan akibat pandemic korona ini. Ibu mertua memiliki persepsi kelangkaan beras, telor, minyak goreng dan bahan makan lain. Oleh karena ini di awal-awal pandemi Covid19 ini Ibu cenderung menumpuk bahan makanan.

Menurut Wilson V, dkk. (2003) kepanikan belanja adalah insting manusia untuk bertahan karena takut mati. Ibu berupaya mencukupi persediaan bahan makanan untuk 3 bulan ke depan. Ibu juga berkali-kali menelpon salah satu anaknya yang ada di sebuah kampung di Jawa Tengah untuk membeli telur dan beras lebih banyak dari biasanya. Bagi Ibu kami harus siap dan tetap bisa makan bila keadaan makin memburuk.

Sebenarnya yang dilakukan oleh Ibu Mertua bukan kategori belanja impulsif yang hanya untuk kesenangan. Bukan pula perilaku menimbun barang untuk mencari keuntungan besar dalam waktu singkat di atas kesengsaraan orang lain seperti pelaku penimbunan masker bedah.

Bang Jul

Beberapa minggu setelah Kabupaten Bogor juga ikut menerapkan PSBB, kekhawatiran Ibu tidak terbukti. Ketersediaan sembako dan makanan di pasar tetap terjaga. Bang Jul tetap mampu mengantarkan pesanan sayur mayur dan sembako ke rumah Ibu. Meski ada beberapa barang yang mengalami kenaikan harga, namun masih dalam tingkatan wajar. Apalagi pandemi Covid19 ini terjadi bersamaan di bulan Ramadhan.

Bang Jul Si Tukang Sayur ini membuktikan secara langsung bahwa tidak terjadi kelangkaan bahan makanan di pasar. Bahkan menu jualan yang tidak biasa tersedia di warungnya seperti daging, Bang Jul siap menyediakan. Bang Jul menyediakan diri mencarikannya di pasar dan akan diantarkan esoknya. Kami menghindari keluar rumah termasuk ke pasar mengikuti anjuran Pemerintah.

Melalui Bang Jul si Tukang Sayur berangsur-angsur bayangkan Ibu Mertua akan kelangkaan bahan makanan mulai hilang. Melalui Bang Jul membuktikan meskipun PSBB tidak terjadi kelangkaan sembako. Bang Jul secara tidak langsung memaksa Ibu Mertua cerdas berperilaku saat pandemi Covid19 ini.

Kita percaya percaya Pemerintah mampu mengatasi stabilitas sistem keuangan bila kita turut menjaga cerdas berperilaku. Caranya sangat mudah. Cukup bersikap tenang dan rasional. Ketika semua orang mengalami kepanikan belanja maka bukan kita aman tapi sebaliknya potensi krisis makin besar. Stabilitas harga dan ketersediaan barang sehari-hari makin memburuk.

Ada beberapa orang yang bertanya apa salahnya memborong barang? Toh, pakai duit sendiri, bukan hasil korupsi? Beberapa yang lain mengatakan boleh-boleh saja memborong barang asalkan bukan ditimbun untuk dijual dengan harga tinggi. Tentu ini pendapat keliru.

Ketika semua orang memborong barang-barang dalam waktu singkat maka terjadi ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan. Barang-barang makin langka, harga merangkak naik. Di sinilah spekulan memanfaatkan peluang. Pelaku kejahatan penimbunan mulai melakukan aksi.

Kepanikan belanja adalah perilaku kolektif. Orang akan ikut-ikutan panik hanya karena melihat orang lain panik. Bukan karena alasan rasional. Maka inflasi semakin meningkat. Nilai uang menurun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun