Mohon tunggu...
Diana Kusumaningsih
Diana Kusumaningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa Mercu Buana

Nama: Diana Kusumaningsih NIM: 41521010124 Fakultas: Ilmu Komputer Dosen: Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Panopticon Jeremy Bentham dan Kejahatan Giddens Anthony

30 Mei 2023   14:43 Diperbarui: 30 Mei 2023   14:48 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penerapan Panopticon dalam sistem penjara modern memerlukan evaluasi yang cermat tentang keuntungan, kelemahan, dan implikasi etisnya. Perlindungan hak asasi manusia, privasi, dan kesejahteraan narapidana tetap harus menjadi prioritas dalam menyusun sistem pengawasan yang efektif dan adil di dalam penjara.

E. Studi Kasus: Penggunaan Panopticon dalam Lingkungan Pendidikan


1. Penerapan Panopticon di lingkungan pendidikan:
Konsep Panopticon telah diterapkan dalam konteks pendidikan, terutama di sekolah, untuk menciptakan pengawasan dan pengendalian yang efektif. Contohnya adalah penggunaan kamera pengawas di koridor, ruang kelas, dan area umum sekolah. Dengan adanya kamera tersebut, guru dan staf sekolah dapat memantau aktivitas siswa secara terus-menerus.

2. Pengaruh Panopticon terhadap perilaku siswa dan guru:
Penerapan Panopticon di lingkungan pendidikan dapat memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku siswa dan guru. Siswa cenderung lebih sadar akan keberadaan pengawasan dan memperhatikan perilaku mereka sendiri. Mereka menjadi lebih disiplin dan cenderung menghindari pelanggaran aturan. Di sisi lain, guru juga dapat merasa terpantau dan bertanggung jawab terhadap tindakan mereka dalam mengelola kelas dan menjaga ketertiban.

3. Manfaat dan tantangan penggunaan Panopticon di sekolah:
Penggunaan Panopticon dalam lingkungan pendidikan memiliki manfaat dan tantangan yang perlu dipertimbangkan. Manfaatnya termasuk meningkatkan keamanan dan keamanan siswa, mengurangi pelanggaran disiplin, dan meningkatkan kualitas pengajaran dengan memberikan umpan balik kepada guru tentang interaksi di kelas. Selain itu, penggunaan kamera pengawas dapat membantu mengidentifikasi situasi darurat atau tindakan kriminal yang dapat terjadi di sekolah.

Namun, penggunaan Panopticon juga menghadapi tantangan. Beberapa orang menganggapnya sebagai invasi privasi yang berlebihan dan merasa tidak nyaman karena terus-menerus dipantau. Selain itu, kehadiran kamera pengawas juga dapat menciptakan rasa ketidakpercayaan dan konflik antara siswa dan pihak sekolah. Penggunaan Panopticon harus diimbangi dengan pendekatan yang tepat dalam mengelola dan menginterpretasi data yang diperoleh dari pengawasan tersebut.

4. Perspektif kritis terhadap penerapan Panopticon dalam konteks pendidikan:
Penerapan Panopticon dalam lingkungan pendidikan juga memiliki perspektif kritis. Beberapa orang berpendapat bahwa pengawasan yang konstan dapat menghambat perkembangan kemandirian dan kreativitas siswa. Pengawasan yang berlebihan juga dapat menyebabkan kepatuhan yang dibentuk oleh rasa takut dan tekanan, bukan oleh pengembangan nilai-nilai dan pemahaman etika.

Selain itu, kritik juga ditujukan pada potensi penyalahgunaan data yang diperoleh dari pengawasan. Informasi yang dikumpulkan dapat digunakan untuk tujuan yang tidak sesuai atau diskriminatif, seperti pemantauan yang berlebihan terhadap kelompok-kelompok tertentu atau penilaian yang tidak adil terhadap individu.

Oleh karena itu, dalam penerapan Panopticon dalam konteks pendidikan, penting untuk mempertimbangkan kebijakan yang jelas mengenai privasi,

 transparansi, dan penggunaan data yang tepat. Penggunaan Panopticon harus disertai dengan pemahaman yang baik tentang keseimbangan antara pengawasan yang efektif dan menjaga hak-hak individu serta perkembangan pribadi siswa.


III. Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun