Lelah dengan pekerjaanku, aku menggeliatkan badanku sejenak.
"Sudah, kerjakan nilainya! Nggak pernah dibayar aja, lembur-lembur mengerjakan pekerjaan bisnis sekolah seperti itu. Kaya dapat bayaran dua kali lipat. Nanti nilaimu telat di-apload, guru-guru lain juga akan tetap meneriakimu, tidak akan ada yang memaklumi, kalau kamu pekerjaannya banyak!" kata Liyana. Meskipun tanpa menatapku, tapi mungkin semua orang tahu, kata-kata itu ditujukan kepadaku.
"Yap, betul!" kata Halima sambil tersenyum menatapku, mengalihkan pandangannya dari laptopnya sejenak.
Nisa juga ikut menoleh dan tersenyum kepadaku.
"Ah, momen ini, hanya sebentar lagi saja kunikmati. Sebentar lagi kalian sudah akan pergi meninggalkanku." kataku sambil mendekati dispenser, mengambil cangkir, kemudian menyeduh kopi rasa cappuccino-ku.
"Selamat ya..kalian akhirnya bisa keluar dari sini, dari tempat yang sangat tidak menyenangkan ini, dengan cara yang terhormat." kataku lagi, kembali ke tempat dudukku untuk duduk, lalu mencium aroma kopiku, hanya mencium dulu, karena masih panas.
"Ya, semoga kamu sama Nisa juga bisa segera keluar dari sini dengan terhormat." kata Liyana, sambil berusaha untuk tidak menatapku, yang mungkin memang akan menemukan banyak kesedihan di mataku.
"Amiin..." kata kami semua hampir bersamaan.
"Ngomong-ngomong trima kasih ya, selama ini aku sudah dibantu dengan sekuat tenaga." kataku lagi.
"Ya, sama-sama..!" kata mereka lagi.
Hening sejenak.