"Aku, bos satu, ya para pejabat itu lah ya, beserta anak buahnya, termasuk Akram."
"Hmm..jadi dari tim ini yang diajak cuma kamu sama bos satu? Asisten bos nggak diajak?"
"Nggak."
"Hmm.. sepertinya..sepertinya..!" kata Dinda lagi.
"Sepertinya apa?" tanya Halima sambil tersenyum, menoleh ke arah Dinda sejenak.
"Ya..gitulah!" Kata Dinda.
Liyana yang sepertinya tidak tidur, masih memainkan gawainya, tidak terpengaruh obrolan kami.
Hanya Nisa yang berada di tengah, di antara aku dan Dinda, yang sebenarnya juga sedang memainkan gawainya, tapi menyempatkan diri untuk bolak-balik menanggapi obrolan kami dengan tersenyum.
Hening. Dan aku bingung mau melanjutkan apa obrolan itu.
"Liyana, jam kamu boleh kuminta atau tidak, buat produksi jenang?" tanyaku sambil melongokkan badanku, menatap Liyana.
"Hmm..pakai aja! Kebetulan malah! Aku bisa istirahat sejenak!" kata Liyana.