'Tapi kan wajib laku. Kalau wajib laku, ya kalau tidak laku pasti akan dibeli oleh wali siswa itu sendiri. Kecuali, laku tidak laku boleh dibawa kembali ke sekolah, tidak ada pengurangan nilai.'
'Tapi mereka bilang, orang tua mereka senang kok, beli produk kita.'
'Nah, berarti benar kan, dibeli orang tua? Saya pikir siswa pasti akan berkata seperti itu. Jarang ada siswa yang berani frontal mengatakan bahwa mereka keberatan membawa pulang produk dan harus membeli produk tersebut.'" begitu kataku.
...Aku diam, tidak melanjutkan ceritaku.
"Terus bos gimana?" Tanya Liyana.
"Entahlah..diam. Yang penting aku sudah menyampaikan pendapatku." Jawabku.
"Hmm..bagus, bagus. Aku sama Halima juga hanya manut perintah!" Komentar Liyana.
"Sama Mba, aku saja cuma mengikuti keputusan. Itulah kenapa Anita ngamuk kali ya, haha.." Kata Tika.
"Iya makanya aku selalu dijegal. Sering tidak diikutkan kegiatan ini-itu ya? Haha..terlalu rewel sih ya.." kataku
"Kayak kemarin aku dilaporkan ke pemimpin sekolah, dengan alasan katanya aku tidak mau menjadi pembimbing siswa PKL di sekolah. Lalu barusan kemarinnya lagi, aku difitnah jualan jenang." Kataku lagi.Â
"Dih, iya? Kok bisa?" Tanya Halima. "Tika, pesan kopi, sana!" Kata Halima lagi.