Mohon tunggu...
Dian Kencana
Dian Kencana Mohon Tunggu... -

belajar hidup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Bertepuk Tangan (?)

28 Mei 2013   18:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:53 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

”Haikal.” Bang Haikal menyorongkan tangannya. Burhan ragu-ragu (gemetaran) menerima uluran tangan itu. aku masih cekikikan.

”Bur.. han”. Sahut Burhan dengan nada nelangsa.

”Makasih sudah jagain istriku yaa.. sekarang kami pamit dulu. Mau ke Dieng. Mau ikut?” kata Haikal sebelum berpisah. Kusenggol perutnya gemas. Dia tergelak.

”Duluan, Burhan. Jangan lupa kau bilang sama kakak kau, minta carikan. Jangan cari yang shalihahnya setengah-setengah. Khawatir pula aku kau dapatnya wanita yang setenga-setengah. Runyam sudah dunia! Aku pamit! Daaaaaagh! Assalamu ’alaykum..”

Kami melenggang pergi. Tubuh hilang tertelan badan mobil. Burhan melorot ke tanah. Lantas menangis tak kalah melas seperti tadi habis digebuki takmir masjid.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun