Mohon tunggu...
Dian Kencana
Dian Kencana Mohon Tunggu... -

belajar hidup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Bertepuk Tangan (?)

28 Mei 2013   18:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:53 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tok.. tok.. tok..

Krek.. sesosok lelaki paruh baya keluar dari dalam. Aku tersenyum lalu berucap salam. Kukatakan padanya apa hajatya menemuinya. Dia ngangguk-ngangguk paham.

”Itu pak, orangnya ada di sana. Di meja itu. tolong bantuannya ya, pak.” kataku dengan nada melas(?).

”Wuiiih.. gile tuh akhwat. Beneran dia mau nyeburin aku ke kolam!” katanya setengah histeris. Kulayangkan senyum mengejek. Kena kau! Batinku tertawa lepas. Lelaki di depanku dengan begitu gagahnya membawa seonggok sapu. Persis seperti seorang ayah hendak seret anaknya yang menolak pulang.

”Ampuuun pak! Saya janji nggak akan nakal lagi!” teriak Burhan dengan muka melas. Suaranya tercekat. Badannya gemetar. Aku menelan ledakan tawaku kuat-kuat. Khawatir tak sanggup menahan, aku pun mundur mengambil jarak dari lelaki itu.

”Ampun pak! Ampuuuuun dah! Janji nggak nakal lagi!” Burhan masih mengiba.

”Kamu itu!” digebukinya Burhan dengan ujung sapu.

Bruk.. bruk.. bruk..

Aaw.. aww.. www..

Air mata Burhan meluncur sempurna di pipi. Aku masih tergelak.

“Tahu rasa kau nantang aku! Hahaaaa..” gumamku sendiri yang masih bertahan menelan tawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun