Mohon tunggu...
Dedy Sudirman
Dedy Sudirman Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Sedang Belajar Menulis. Penyumbang Cerita, Fikiran, Gagasan, Pendapat, Kritik dan Saran

Selanjutnya

Tutup

Music

Efek Rumah Kaca Indie Band Icon Demokratisasi Indonesia

22 November 2020   22:28 Diperbarui: 22 November 2020   22:46 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi para seniman music atau lebih dikenal dengan nama musisi, bermusik adalah sebagai ruang ekspresi untuk mengungkap isi hati, terutama perasaan cinta dan kasih sayang. Tetapi ada musisi-musisi yang segala bentuk lagu-lagunya berisi tentang aspirasi, argumentasi, kritik pada masyarakat maupun pemerintah.

Efek Rumah Kaca adalah Musisi yang kritis melihat fenomena, diplomatis dalam menyampaikan aspirasi sejak era reformasi sampai saat ini. ERK singkatnya tidak saja menulis lagu-lagu yang bertemakan social, lingkungan hidup, politik, gaya hidup, industry music, homoseksual, gangguan psikologis, religiusitas, pruralisme dst, tetapi ERK juga turun ke jalan untuk beraksi menyampaikan suara nurani rakyat.

Banyak diantara kita yang sudah tahu band music ini, tetapi masih banyak pula orang-orang yang belum tahu ERK itu band apa sih? Apa aja sih lagu-lagunya? Lagu-lagu kritiknya yang keren-keren apa aja sih? Yuk kita bongkar.

Asal Usul ERK sebagai Indie Band

Pada tahun 2001,Cholil Mahmud bersama Adrian Yunan Faisal, Hendra dan Sita membuat sebuah band. Akbar Bagus Sudibyo baru ikut masuk setelah diperkenalkan oleh teman mereka. Dua tahun kemudian, Hendra dan Sita keluar dari band karena kesibukkan masing-masing. Setelah berganti nama mejadi Hush dan Superego, akhirnya mereka memutuskan memakai nama Efek Rumah Kaca. 

Cholil dan Akbar adalah teman sekolah di SMAN 47 Jakarta sedangkan Akbar adalah teman Cholil di STIE Perbanas Jakarta. Akbar dan Cholil meskipun satu kampus, awalnya tidak mengenal satu sama lain. padahal sama-sama pemain band. Teman mereka yang satu kampus jualah yang mempertemukannya. Mereka-mereka adalah artis 90an di sekolah dan kampus mereka dengan lagu-lagu awal yang dibawakan bergendre alternative rock seperti Smashing Pumpkins, Pearl Jam, Radio Head, dst.

Pada Tahun 2017, Adrian, bassist ERK yang juga sebagai salah satu pendiri Efek Rumah Kaca, mengalami kebutaan total dan memutuskan untuk mengundurkan diri dari Efek Rumah Kaca dan pada tahun yang sama, ia juga mengeluarkan album solo yang ber-genre pop folk, Sintas.

Mereka mengatakan bahwa musik adalah hidup mereka. Semua yang terjadi dalam hidup mereka terlihat dalam musik mereka. Mereka juga digambarkan sebagai grup musik pop dengan pesan-pesan sosial dan politik dalam lirik mereka.

Personel Cholil Mahmud -- vokal utama, gitar, kibor, Poppie Airil -- bass, vokal latar. Akbar Bagus Sudibyo -- drum, vokal latar, Mantan personel Adrian Yunan Faisal -- vokal, bass, gitar, kibord, narrator.

Personel tur

Agustinus Panji Mardika -- flute, klarinet, trombone, trumpet

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun