Malam itu, Rindia dan anaknya Fidya mebereskan barang-barang yang cuma sedikit. Dia menelpon Gilang dan Haris sahabatnya untuk pinjam mobilnya agar dia bisa pindah ke rumah kontrakan baru . Gilang mengangkat lemari sederhana dan kursi-kursi tamu ke rumah itu
Ketika sampai di rumah itu, mereka mulai mengepel lantai dan membersihkan ruangan-ruangan. Â Ada 3 kamar di dalam rumah itu. kamar terdepan akan menjadi kamar Fidya, kamar Rindia di sebelahnya. Sementara kamar ketiga adalah kamar yang agak sedikit sunyi yang aromanya aneh dan buat merinding bulu kuduk dibuat mushola oleh Fidya. Gilang dan Haris tinggal di apartemen dekat kampus.
"Thanks ya lang and ris.." sahutnya setelah membereskan lampu-lampu dan saklar listrik di dapur dan kamar-kamar.
"Oke. Jangan lupa nasi goreng nya dong!"
"Iya.. ntar tukangnya lewat, gue beliin buat lo Lang. Pedes atau biasa aja?"
"Ya biasa lah, ntar pedes mah gue moncor mulu di flat"
"Bisa aja loh! Lu kan jagonya pedes lang" sahut Haris kemudian. Tapi dia mulai merasa ada bau telor busuk di sekitarnya buat dia merinding. Hanya tidak dia ungkapkan, khawatir teman baiknya justru kesulitan bila dia mengatakan hal itu.
"Ris lu mau apaan? Nasi goreng pa mie goreng?"
 "Gue mah yang ada aja dah."
 "Eh lu pade mo balik abis makan?"
 " iya lah, gue balik ke flat; lu gimana lang?"