Kakek Joko menambahkan, "Benar, Nak. Setiap tempat punya keindahannya masing-masing. Tapi rumah adalah tempat terindah."
Mereka bertiga tertawa, merayakan pertemuan yang tak terduga.
Hari-hari berlalu, dan Juki memutuskan untuk tinggal lebih lama di desa. Ia mulai membantu Kakek Joko dan Unyil dalam berbagai kegiatan. Mereka sering pergi menangkap ikan di sungai, dan Kakek Joko tidak lagi merasa sepi.
Kehangatan yang mereka ciptakan di antara mereka menjadikan desa itu lebih hidup. Kakek Joko mengerti bahwa cinta dan kasih sayang bisa menjembatani jarak, dan kadang, hanya diperlukan seorang anak kecil dengan ide-ide cemerlang untuk menyelesaikan masalah yang tampak sulit.
"Unyil, terima kasih ya!" kata Kakek Joko dengan tulus.
"Tidak apa-apa, Kakek! Kita bisa bikin poster lagi kalau Juki mau pergi!" jawab Unyil dengan semangat.
Kakek Joko tertawa, "Nah, kita lihat dulu. Mungkin kita butuh lebih banyak poster untuk mengingatkan anak ini agar tidak pergi lagi."
Malam itu, saat mereka menatap bintang-bintang, Kakek Joko, Â Juki, dan Unyil menemukan kebahagiaan sederhana dalam kebersamaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H