Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

KDRT dan Sebuah Faset Lain tentang Trauma

14 Februari 2023   23:50 Diperbarui: 16 Februari 2023   14:00 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: domestic violence| via unsplash @sydney

Berdasarkan pengalaman ini pula, dalam proses panjang evolusinya, manusia menggunakan sistem limbik untuk menjaga keselamatan dirinya.

Nah, ketika sistem limbik dalam hal ini amygdala terlalu aktif, maka respon tubuh untuk bertahan pun akan terus menerus aktif. Tubuh akan senantiasa merasa dalam kondisi yang tidak aman.

Jantung berdetak lebih cepat, aliran darah meningkat, mulut mulai mengering, dan gejala serta tanda kepanikan segera muncul. Itu mengapa trauma erat kaitannya dengan depresi, hipertensi, maupun sakit jantung.

Butuh proses panjang dalam perjalanan pulih dari sebuah trauma. Semua tidak semudah yang kita bayangkan atau pikirkan. Dan ini bukan masalah mendramatisir kondisi bagi mereka yang sedang dalam keadaan traumatis. 

Kemungkinan apa yang terjadi pada mereka yang menderita traumatis?

Pada mereka yang sedang mengalami trauma, memori tentang masa lalu yang tersimpan akan berpotensi mengganggu dalam proses relasinya dengan lingkungan.

Ada yang mengekspresikan pengalaman masa lalu yang menyakitkan tersebut pada perilaku-perilaku yang cenderung bersifat negatif.

Seperti menarik diri atau menolak bila ada yang sedang ingin berelasi lebih intens. Munculnya rasa tidak percaya diri atau minder, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, menjadi alkoholik, dan lain sebagainya. Bahkan ada beberapa remaja ada yang didapati sering melakukan self harm.

Sekali lagi, tidak ada yang mudah dalam trauma. Butuh circle yang tepat untuk bangkit kembali. Butuh waktu yang panjang. Butuh satu proses yang panjang. 

Bukan hanya tentang proses letting go. Ini lebih kepada bagaimana membuat diri kembali sadar. Bahwa keberadaan diri ada di masa kini.

Mungkin memang bukan perkara melupakan ingatan-ingatan yang tidak nyaman. Namun, memiliki kesadaran diri penuh akan sangat membantu untuk menjaga keseimbangan tubuh.

Supaya tubuh tidak selalu berada dalam kondisi alert. Pertolongan ahli medis yang tepat akan membantu memberikan treatment yang tepat. 

Salam sehat, salam sadar

Penulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun