Kesadaran diri merupakan bagian dari kondisi mental kita. Yaitu segala respon  non fisik (seperti bergerak, berjalan, berlari, dan sebagainya). Kesadaran diri terbentuk dari banyak komponen penyusun seperti halnya emosi, memori, juga melibatkan kognisi.
Lalu bagaimana dengan naluri? Naluri merupakan hasil dari kerja otak bawah sadar (well, meskipun saya tidak begitu suka dengan alternatif frasa ini, but let it be). Naluri banyak dipengaruhi oleh kerja otak emosi. Yaitu struktur otak yang berada pada sistem limbik.
Sebagai contoh, saat kita makan, minum, berjalan, berlari, kita tidak membutuhkan waktu untuk berpikir bagaimana cara melakukannya. Apakah ini hasil kerja otak emosi? Yap. Tentu! Bukan gerak refleks ya, Baginda. Beda itu mah. Next time bilamana perlu kita bahas soal gerak refleks dan apa yang dikatakan sebagian orang sebagai hasil otak bawah sadar.
Sementara itu di sepanjang proses evolusinya, otak kesadaran hingga saat ini mempunyai mekanisme yang cukup kompleks.Â
Kendati dengan menggunakan mesin seperti functional Magnetic Resonance Imaging (fMRI) manusia kini mampu memetakan algoritma emosi, namun manusia belum mampu memetakan algoritma kesadaran diri (consciousness). Ini mengapa hingga sekarang artificial intelligence (AI) belum mampu menyamai kemampuan kerja otak manusia.
"The tabula of human nature was never rasa" (W.D. Hamilton)
Kay, saya tutup artikel kita kali ini. Semoga bermanfaat. Hepi wiken buat yang berencana wiken.Â
Salam sehat, salam sadar
Penulis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H