Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Twitter ala Elon Musk, antara Emosi dan Rasionalitas

5 Mei 2022   06:27 Diperbarui: 5 Mei 2022   11:01 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Elon Musk membeli Twitter. (sumber: TechCrunch/ Bryce Durbin via kompas.com)

Salah satu unsur penting dalam kecerdasan emosi adalah interaksi sosial. Sedangkan faktor yang menentukan berjalannya interaksi sosial adalah kontak sosial dan komunikasi.

Tanpa mengesampingkan kecerdasan intelektual maupun spiritual, kali ini saya tertarik membawa kita bersama belajar tentang interaksi sosial yang sangat berhubungan erat dengan kecerdasan emosional. 

Nah apa hubungannya kecerdasan emosional dengan kecerdasan sosial? Let's cekidot! 

Kecerdasan Emosi Penting Bagi Otak Rasionalitas

Pada waktu-waktu yang lampau, saya pernah menjadi bagian dari twitwar. Rasanya saya benar-benar puas bila opini saya diterima oleh lawan. Seru. 

Hingga suatu ketika saya menemukan satu pertanyaan yang menggantung dalam benak saya. Lalu muncul pertanyaan dalam diri saya : apa manfaat kepuasan twitwar bagi saya? Adakah manfaatnya bagi liyan? Sampai sejauh mana manfaat tersebut dirasakan? 

Semakin ke arah masa kini, kerap kita jumpai cuitan warganet yang menumbuhkan kompetisi bagi warganet lain. Seakan menggulirkan bola panas di tengah badai angin kencang. 

Mengapa banyak orang seringkali gampang terpicu menanggapi cuitan warganet lain? Uniknya, kita semua tahu mungkin karena terdorong emosi. Demi membaca ataupun mendengar kabar yang tidak nyaman, langsung mencuit begitu saja. 

Ya, kemudian muncul pertanyaan lagi. Bagaimana perasaan mampu menggulung respon kita sedemikian rupa sehingga muncul keputusan cepat untuk mencuit? 

Joseph Le Deux, seorang ahli saraf di Center of Neural Science di New York University membuat terobosan baru dalam dunia sains. Ia mengadakan penelitian yang menumbangkan paradigma lama mengenai peranan perasaan dan akal dalam diri manusia. 

Paradigma lama menganggap bahwa nalar bekerja sedemikian rupa bebas dari perasaan atau emosi. Sementara, paradigma baru membawa pemahaman bahwa penting bagi kita menyesuaikan emosi dan rasionalitas. 

Seberapa banyak dari kita memahami bahwa emosi terlibat dalam setiap keputusan kita? Terkadang tanpa sadar, kita merespon dengan cepat pada suatu peristiwa dengan didasari oleh emosi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun