Dunia LDR tidak dapat kita samakan dengan relasi dalam rentang wilayah yang sama. Perlu mengetahui segala situasi yang terjadi di mana pasangan kita tinggal, aktivitas yang sedang dilakukan, dan yang terpenting adalah trust.
SATU. Pasangan yang memilih LDR biasanya memiliki karakter spesial. Why? Jadi gini. Mereka yang bersepakat menjalin LDR adalah orang yang memiliki karakter mandiri dan tidak suka bertantung pada orang lain.
Ada beberapa pasangan LDR adalah tipe orang yang tidak menginginkan pasangannya berada di sampingnya setiap menit. Maksudnya, mereka lebih sibuk melakukan aktivitas masing-masing dengan lebih leluasa tanpa harus memberitahu pasangannya, ia sedang apa atau sedang bersama siapa.Â
Beruntung bila pasangan saling bertemu 1-4 bulan sekali. Ada juga yang tahan ga ketemuan hingga hanya bertemu 8 bulan sekali. Ada. Ini benar-benar nyata.
DUA. LDR harus mempunyai komunikasi yang berkualitas. Komunikasi secara berkala tetaplah dilakukan. Meskipun, tidak harus setiap hari. Yang pasti sebagai pelaku LDR harus mempunyai kualitas komunikasi yang dalam.
Peran alat komunikasi sangatlah penting. Namun, dengan berbagai kecanggihan teknologi jaman kiwari yang serba cepat, seringkali menuntut individu selalu harus cepat mendapat informasi.
'duh, kenapa dia jadi slow respon yha?'
'kok chat-ku cuma dibaca doank?'
'kenapa sedari tadi ditelfon ga diangkat-angkat yha?'Â
Seringkali yang timbul dalam pemikiran adalah prasangka buruk. Lantas timbul prasangka, lalu cemburu datang sebagai red flag.Â
Padahal, terkadang pikiran kita datang hanya menipu kita, Sobs. So, seperti kata dr. Andreas Kurniawan SpKJ, "jangan sampai tertipu oleh pikiran kita sendiri". Lakukan konfirmasi asumsi. Bertanyalah pada pasangan untuk mengkonfirmasikan asumsi kita.