Hmm, sudah masuk pertengahan bulan Februari niih. Oh, yha. Mohon maaf, akhir-akhir ini saya selalu late post, yha? Banyak tenggelamnya. Kek kapal selam nih, hehehe.
Bicara tentang Februari. Kata orang nih, ini bulan yang anget-angetnya kalau lagi ngobrolin masalah cinta. Bukan berarti saya sedang jadi bucin, Sobat. Tapi, bagi sebagian orang, bulan ini adalah bulan cinta, yha ga sih, Mimin Khey?
Kay, gengz. Kali ini Mimin ngajakin kita ngobrol soal LDR. Yuks, chapchuz....kita bahas.
Note: ini bukan lagi ngebahas Light Dependent Resistor lho yha, sobs. Saya bukan anak teknik elektro. Monmap, sobs.
Bagi mereka yang belum pernah merasakan LDR (Long Distance Relationship) maupun LDM (Long Distance Marriage) mungkin akan mengira hubungan seperti ini adalah sebuah relasi yang mustahil.
Nah, sebenarnya, saya pernah mengulas keuntungan atau pembelajaran tentang hubungan LDR. Bila Sobat semua ingin mengulik "7 Keunikan LDR, Ingin Mencoba?" Klik link di bawah artikel ini. Lil bit of my true story, ehe ehe.
Keuntungan dalam Long Distance Relationship
Bicara tentang kasih pada sesama, siang saya kemarin disapa oleh narasi Pak Irwan yang berjudul "Tentang LDR ke LDR yang Lain".
Menarik, karena memang di satu sisi, sebagai pelaku LDR saya merasakan ada pentingnya juga kita membicarakan mengenai buying capacity. Yupsy, guys. Dari penjelasan Pak Irwan yang sangat menyentuh rasio itu, yuks mari kita kupas tuntas apa yang menarik dari sekedar menyiapkan diri secara materi.
Money, arta, hepeng, jien, fulus, apa pun itu sebutannya, tentu merupakan instrumen yang kita butuhkan dalam menjalin relasi. Ga usah LDR, pacaran dalam jarak dekat pun pasti butuh kesiapan dana. Apalagi masa pandemi gini, kuota data so pasti jadi penyemangat hidup!!