Satu lagi nih, menurut Dr. Pennebaker, dengan menulis ekspresif individu mampu menyelaraskan kinerja kognitif dan emosi individu secara berbarengan.Â
Artinya, bila kognitif dan emosi bekerja berdampingan, maka maka aktivitas kita akan menghasilkan output yang lebih maksimal. Wuidiiih, keren ga tuh, Sobs.
Nah, tunggu apalagi Sobatku. Daripada overthinking, mikirin hal yang ga jelas alangkah baiknya bila kita memanusiawikan diri kita sendiri dengan mengakui semua emosi tanpa harus merugikan pihak lain.
Sebagai catatan nih, Sobs. Penting untuk kita ketahui, bagi individu dengan gangguan depresi entah ringan atau pun berat, sangat disarankan untuk menemui ahli kejiwaan. Karena meskipun tercipta proses relieve, namun para ahli lah yang dapat menentukan penerapan therapy healing yang tepat bagi tiap-tiap penderita gangguan depresi.Â
Kay....yuks kita bersama-sama belajar self care, peka terhadap emosi kita semenjak dini. Ingat, jiwa kita bukan tong sampah tempat menimbun perasaan yang kita tekan habis-habisan, bahkan mungkin kita acuhkan begitu saja hanya gegara ingin terlihat okay di depan banyak orang.
Belajar jujur pada diri sendiri. Kenali emosi kita. Beri jeda sebelum kita dengan leluasa menyingkap emosi yang datang sesaat dengan menyakiti diri sendiri atau bahkan orang-orang di sekitar kita.Â
Have a nice day, Sobatku. Selamat berdamai dengan emosi kita.
Salam,
Penulis
Sumber :
1. https://pijarpsikologi.org/salah-satu-cara-mengungkapkan-emosi/