"Anak jalanan. Begitulah mereka menyebutku. Sampah masyarakat? Silahkan saja sebut seperti itu. Toh inilah perjalananku. Aku pun tak tahu darimana asalku. Aku sudah lupa. Yang kuingat, aku bermain di sebuah stasiun kota. Lalu ada sebuah gerbong kereta yang berhenti, dan aku duduk, tapi tiba-tiba kereta itu berjalan dan sampailah aku di sini. Kota asing ini. Tak tahu bagaimana aku harus pulang, yang penting aku besok harus bisa makan" )
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!