Satu pertanyaan yang selalu dilemparkan pada Ayahnya, "Ayah, di mana badut kecil itu, Yah? Bolehkah ia jadi temanku?"
Dengan tersenyum, sang Ayah pun menjawab, "Ya, dia sudah menjadi sahabatmu, Nak. Meski Ayah tak tahu dimana dia, tapi ingatlah, Ayah pun akan selalu mencarinya."
Tangan si gadis kecil makin erat memegang jemari Ayahnya. Kadang ia ingin melepaskannya, agar ia bertemu badut itu, namun jemari sang Ayah adalah kekuatannya.
Ia tahu mencari badut kecil seorang diri bukanlah perkara mudah. Namun Ayahnya tahu apa yang harus dilakukan untuk menemukan kembali sahabatnya yang berhidung merah besar itu.Â
Dan ia percaya, Ayahnya pasti akan menemukan badut sahabatnya itu, meskipun ia tak pernah mengerti berapa pasar malam lagi yang harus ia lewati untuk kembali bertemu badut kecil itu.
*Solo....waktunya bercerita....just like story book children. Ini lagu kesukaan saya saat kecil, selalu diputarkan musik analog Bapak.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H