Pendahuluan
Di dunia pendidikan, pengembangan kemandirian belajar pada siswa menjadi salah satu tujuan penting yang diupayakan oleh para pendidik. Kemandirian belajar memungkinkan siswa untuk belajar secara efektif dan mandiri tanpa bergantung sepenuhnya pada bantuan guru. Salah satu pendekatan yang dikenal efektif dalam meningkatkan kemandirian belajar adalah self-regulated learning atau pembelajaran yang teratur sendiri. Dengan menerapkan strategi self-regulated learning, siswa diajarkan untuk mengelola proses belajarnya sendiri, dari perencanaan hingga evaluasi. Pengertian Self-Regulated Learning sendiri yaitu proses di mana siswa secara aktif mengelola dan memantau proses belajarnya sendiri. Dalam SRL, siswa tidak hanya belajar untuk mencapai target yang telah ditetapkan, tetapi juga mengembangkan kemampuan untuk mengatur diri sendiri dalam mencapai tujuan tersebut. Zimmerman (1989), seorang pakar pendidikan, menyatakan bahwa SRL melibatkan tiga tahap utama, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Ketiga tahap ini mencakup kemampuan untuk menetapkan tujuan belajar, memilih strategi belajar yang efektif, dan mengevaluasi kemajuan belajar.
Komponen-Komponen Self-Regulated Learning
Self-regulated learning memiliki beberapa komponen utama yang mendukung kemandirian belajar, yaitu:
1. Penetapan Tujuan
Siswa dengan SRL yang baik mampu menetapkan tujuan yang jelas dan realistis untuk belajar. Tujuan ini menjadi motivasi utama bagi mereka untuk fokus dan berkomitmen dalam belajar.
2. Pemilihan Strategi Belajar
Dalam SRL, siswa memilih strategi belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar mereka. Beberapa strategi umum meliputi membaca ulang, membuat catatan, atau menggunakan mind-mapping untuk mengorganisasi informasi.
3. Pemantauan Diri
Siswa yang menggunakan SRL secara aktif memantau kemajuan belajar mereka. Mereka mengevaluasi apakah mereka sudah berada di jalur yang benar dalam mencapai tujuan atau perlu melakukan penyesuaian.
4. Refleksi Diri