Padahal seandainya tante Sarah tau, Kenan dan teman-temannya sudah sangat familiar dengan kata makian dari yang level lembut sampai ke level setara dengan najis mugholadzoh yang harus dihindari. Â Namanya juga anak muda, ye kan?
"Maaf, mama sayang. Â Aku gak sengaja. Â Gak diulang lagi. Â Janji deh." Balas Kenan sambil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya.
Bukan tanpa alasan Kenan mengumpat dengan sangat keras. Â Saat dia sedang asik berselancar di Instagram, dia melihat komentar-komentar pedas yang terdapat di kolom komentar di akun milik Kazumi.
"Mimi, tadi lo posting foto waktu pas kita makan bareng?" tanya Kenan serius.
"Iya. Â Yang tadi gue pake tongsis elo itu. Â Kenapa emang?" Jawab Kazumi penasaran. Â Kelima orang remaja itu langsung berkumpul di tempat Kenan duduk.
"Liat nih, ada komentar yang gak pake otak gitu. Â Buka deh IG kalian." Sahut Kenan.
Serentak mereka mengeluarkan ponsel mereka dan mulai mencari apa yang Kenan baru saja katakan.
"Astaghfirullah... siapa sih? Kok jahat banget?" air muka Kazumi yang semula penuh senyum mendadak datar.
"Ya Allah... busuk hati ni orang. Â Jangan lo tanggapi, Mi... Cuma orang jahat n iri dengki yang bisa ngomong begini. Setan!" Kalau tanggapannya seperti ini, sudah pasti Maura yang berkomentar.
Farrel yang berdiri di samping Kazumi mengusap lembut punggung Kazumi memberi dukungan moral. Â Sedangkan Sky masih terdiam dengan perhatian penuh ke ponselnya.
"Coba lo inget-inget, Mi... kira-kira siapa saja yang jadi musuh lo?" Selidik Farel.Â