Mohon tunggu...
Dhimas Soesastro
Dhimas Soesastro Mohon Tunggu... -

Dhimas Soesastro; ini bukan nama sebenarnya, tetapi hanyalah sebuah Nama Pena untuk menulis sastra. Nama pena ini kupilih untuk menyatukan aku,ayah dan kakek.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Koin Terakhir Untuk Ayah

17 April 2012   07:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:31 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14215111611322937955

“Baiklah, saya akan mengajukan dua permintaan saja”

“silakan, apa permintaan terakhir Saudara?”

“..pada saat eksekusi dilaksanakan saya ingin mengenakan kemeja yang terakhir saya pakai saat bermain dengan Salwa anak saya, ketika Polisi anti teror menangkap saya di mall”

“baik, permintaan Saudara sudah saya catat dan dapat disetujui, pakaian Saudara tersebut masih utuh dalam lemari penyimpanan barang bukti, permintaan kedua??”

“saya ingin, proses eksekusi saya dirahasiakan dari keluarga, anak saya Salwa tidak perlu mengetahui jika saya sudah ditembak mati”

“baik, permintaan Saudara kami catat dan disetujui! Jika demikian, apakah Saudara saat ini sudah siap menjalankan hukuman??”

"Allah senantiasa bersama orang-orang yang syahid! Saya sudah lama merindukan ini!! Saya bahkan sangat siap!!" Syahid berusaha menyembunyikan kegalauannya karena harus berpisah dengan Salwa selamanya.

Diujung sana, lima belas orang anggota regu tembak telah siap mengokang senjata. Diantara lima belas laras senapang itu, hanya ada satu yang diisi peluru tajam, selebihnya peluru kosong. Senapang-senapang ini akan diacak sehingga tidak satupun diantara kelima belas orang tersebut yang tau apakah senapang yang mereka pegang berisi peluru tajam yang akan menembus jantung Syahid atau hanya peluru kosong yang hanya berisi letusan suara saja.

Kini kelima belas anggota regu tembak, sudah berbaris rapi. Senapang sudah diacak dan dibagikan. Dari ujung lokasi tempak, Syahid berjalan mantab, mengenakan kemeja putih yang sudah tampak agak lusuh. Kemeja itulah yang terakhir dikenakannya ketika bermain di arena mandi bola dengan Salwa, anak semata wayangnya.

“regu tembak, siaap!!!!!!”

“siapp!!!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun