Mohon tunggu...
Dhika PoetriWahyuningtyas
Dhika PoetriWahyuningtyas Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Mahasiswa FISIP UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perubahan Sosial dalam Kacamata Teori Konflik

29 April 2020   19:58 Diperbarui: 29 April 2020   20:20 3192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Konflik dalam masyarakat dapat membawa keadaan yang baik karena mendorong perubahan masyarakat, tetapi juga keadaan yang buruk apabila berkelanjutan tanpa mencari solusi yang bermanfaat  bagi semua pihak. Maka dari itu perlu dicari jalan keluar untuk memecahkan setiap konflik yang muncul di dalam kehidupan masyarakat.

Penganut teori konflik sejatinya mempercayai bahwa yang tetap terjadi dalam kehidupan masyarakat adalah konflik sosial, dan bukan perubahan. Perubahan hanyalah merupakan akibat dari adanya konflik dalam masyarakat, yakni terjadinya pertentangan antara kelas kelompok penguasa dan kelompok tertindas. Oleh karena konflik sosial berlangsung secara terus menerus, maka perubahanpun juga demikian adanya. 

Konflik antar kelompok dan kelas sosial baru akan melahirkan suatu perubahan. Bahkan menurut Karl Marx (dalam Nur 2012 : 8), konflik kelas sosial merupakan sumber paling penting dan paling berpengaruh dalam semua perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Formulasi penting menurut Marx (dalam Sri 2016 : 86) mengenai dinamika perubahan sosial antara lain bahwa; perubahan sosial berpusat pada kemajuan cara atau teknik produksi material sebagai sumber perubahan sosial-budaya, dalam perubahan sosial selain kondisi material dan cara berproduksi, maka yang patut diperhatikan adalah hubungan-hubungan sosial beserta norma-norma kepemilikan yang tersusun berkat keberadaan sumberdaya di tangan pemilik modal. 

Maka menurut Marx, perubahan sosial hanya mungkin terjadi karena konflik kepentingan materil. Konflik sosial dan perubahan sosial menjadi satu pengertian yang setara, karena perubahan sosial berasal dari adanya konflik kepentingan material tersebut akan melahirkan perubahan sosial.

Secara historis konflik antar masyarakat-masyarakat memainkan suatu peranan penting dalam pembentukan unit-unit sosial yang lebih besar dan lebih luas, memperkuat sisem stratifikasi sosial dan memperluas difusi penemuan-penemuan baru di bidang sosial budaya. 

Realitas kehidupan di jaman sekarang bahkan telah membawa kita berpikir bahwa konflik sangat mungkin mendorong terjadinya perubahan dan penemuan-penemuan baru. Bahkan konflik yang bersifat internasional telah mampu mempengaruhi struktur ekonomi dan struktur politik, bahkan norma-norma. Adanya suatu perubahan sosial dalam masyarakat yang disebabkan karena adanya konflik sosial bergantung pada kenyataan masyarakat itu sendiri yang mengalami perubahan sosial.

Dapat dikatakan bahwa suatu perubahan yang terjadi tidak melulu mendorong masyarakat menjadi lebih baik, namun perubahan dapat pula menjadi suatu kemunduran dalam masyarakat.

Konflik sejatinya dapat dijadikan sebagai sarana untuk mencapai suatu keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat, kemudian dapat pula melahirkan suatu kerja sama di mana masing-masing pihak melakukan intropeksi yang kemudian melakukan perbaikan-perbaikan dan konflik dapat memberi batas-batas yang lebih tegas, sehingga masing-masing pihak yang bertikai sadar akan kedudukannya dalam masyarakat. 

Soerjono Soekanto (dalam Ahmadin 2017 : 229) menyebutkan bahwa konflik sosial yang terjadi di masyarakat dapat meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok lain.

Kesimpulan
 
Segala sesuatu pasti berubah. Pun sama halnya dengan kehidupan masyarakat yang senantiasa mengalami perubahan dalam segala aspeknya. Perubahan akan terjadi cepat atau lambat. Setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan suatu masyarakat berbeda dengan perubahan yang terjadi di masyarakat yang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun