Mohon tunggu...
Dhea HanifaAzzahra
Dhea HanifaAzzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Kemampuan Bertahan Anak dalam Menghadapi Masalah Pergaulan

10 Juli 2024   19:24 Diperbarui: 10 Juli 2024   19:25 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan bertahan seseorang.

  • Spiritualitas

Keberagaman, spiritualitas, dan ketabahan, atau ketangguhan, adalah beberapa komponen yang dapat meningkatkan resiliensi seseorang. Dalam hal pandangan spiritual ini, orang percaya bahwa tuhan membantu setiap kesulitan yang ada di dalam diri mereka, bukan hanya manusia yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan semua kesulitan yang ada. Mereka juga percaya bahwa tuhan membantu setiap hambanya.

  • Self efficacy

Efikasi diri adalah suatu keyakinan individu akan kemampuannya dalam mengatur dan melaksanakan serangkaian perilaku atau tindakan yang diperlukan guna menyelesaikan suatu tugas tertentu. Efikasi diri dipengaruhi oleh tiga dimensi, yaitu level, generality, dan strength. efikasi diri memiliki korelasi positif yang kuat terhadap resiliensi pada usia remaja akhir. Dalam hal ini adalah mampu meningkatkan kebermaknaan diri (meaningfulness), ketekunan (perseverance), kemandirian (self-reliance), dan keseimbangan batin (equanimity).

  • Optimisme

Snyder dan Lopez (2002) menjelaskan bahwa optimisme adalah suatu harapan yang ada pada diri individu bahwa segala sesuatu akan berjalan menuju arah kebaikan. Individu yang resilien dapat dilihat dari sebearapa banyak harapan yang dimiliki ketika dihadapkan dengan situasi atau kondisi yang menekan.

  • Gaya pola asuh

Resiliensi terbentuk dari interaksi antara faktor internal dan eksternal individu, salah satunya adalah pola asuh yang diterima dalam keluarga. Baumrind (Santrock, 2007) menjelaskan bahwa pola asuh orangtua adalah sikap orangtua terhadap anak dengan mengembangkan aturan-aturan dan mencurahkan kasih sayang kepada anak. Pola asuh ditandai dengan adanya pemenuhan kebutuhan anak oleh orangtua, baik kebutuhan fisik (makan, minum, dan sebagainya), kebutuhan psikologis (rasa aman, kasih sayang, perhatian, dan sebagainya), dan mengajarkan norma-norma atau nilai-nilai yang ada di masyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan lingkungan di mana ia tinggal.

  • Dukungan sosial

Zimet, Dahlem, Zimet, dan Farley (1988) mengungkapkan bahwa dukungan sosial sebagai diterimanya dukungan yang diberikan oleh orang-orang terdekat meliputi dukungan keluarga, dukungan pertemanan, dan dukungan dari orang-orang yang berarti di sekitar individu. Dukungan sosial memili empat aspek, yaitu dukungan emosional (empati, perhatian, dan afeksi), dukungan penghargaan (pernyataan setuju dan penilaian positif terhadap ide, perasaan, atau performa orang lain), dukungan instrumental (finansial atau materi), dan dukungan informasi (saran, pengarahan, dan umpan balik).

Permasalahan dalam pergaulan

Masa remaja merupakan periode penting dalam perkembangan manusia, di mana individu mengalami perubahan fisik, emosional, dan sosial yang signifikan. Salah satu aspek penting dalam masa remaja adalah pergaulan. Pergaulan yang positif dapat memberikan banyak manfaat bagi remaja, seperti membantu mereka mengembangkan identitas, membangun keterampilan sosial, dan belajar tentang norma dan nilai-nilai.  Namun, pergaulan juga dapat membawa pengaruh negatif bagi remaja. Dalam hal ini, masalah pergaulan menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi remaja. Apabila anak terjun ke perbuatan menyimpang tak sesuai norma yang aada, atau bbisa juga disebut pergaulan bebas tentu akan berdampak buruk.

Permasalahan pergaulan remaja dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, antara lain:

  • Penggunaan obat-obat terlarang

Narkoba ( Singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan bahan adkitif lainnya) adalah bahan/dzat yang jika dimasukkan dalam tubuh manusia, baik dengan diminum, dihirup, atau disuntikkan, dapat mengubah pikiran, suasana hati, atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologis. Narkoba dapat merusak kehidupan penggunanya baik secara fisik ataupun psikis sehingga pengguna narkoba menjadi tidak normal dalam menjalani kehidupan.

  • Minuman beralkohol

Saat ini ada kecenderungan seseorang mencari kesenagan yang sementara dengan cara mabuk-mabukan. Hanya untuk kesenagan sementara mereka melupakan hukum atau akibat yang ditimbulkan. Mabuk merupakan kebiasaan buruk yang dapat merusak masa depan dan menjadi awak mula perbuatan keji.

  • Seks pranikah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun