" , , , , ...."
"Ma, apa bacaan ini harus selalu dibaca kalo aku lagi bercermin?" tanya Laras padaku.
"Iya Nak, supaya kamu disenangi sama orang-orang di luar sana, kalo orang sudah melihat kamu, mereka akan punya rasa suka dan sebagai pelindung diri kamu juga Ras," sahutku
Sejak bayi dia sudah dibekali jampi-jampi dari Nenek Buyutnya. Ibuku percaya, jampi itu akan membuat Larasti menjadi seorang perempuan yang akan dicintai siapa saja, dan disayangi banyak orang.
itu memang sudah turun-temurun dilakukan di dalam keluarga besarku. Kang Danis tidak setuju sebenarnya, bahkan merasa risih atas apa yang keluargaku lakukan kalau sudah menyangkut soal itu.
Kami memang masih mempercayai segala mitos, terlebih tentang memberikan bagi anak yang baru lahir. Setelah beranjak dewasa pun terkadang masih saja disuapi hal semacam itu, layaknya mantra. Larasati yang kini sudah beranjak tiga belas tahun pun sudah kuberikan secarik kertas yang harus di bacanya. Itu aku dapatkan dari Neneknya, Ibuku.
***
Dulu ketika Laras baru lahir, Nenek Buyutnya langsung menggendong Laras lalu mulutnya komat-kamit layaknya sedang mengucap mantra. Entah apa yang dibacanya. Ketika aku bertanya, kata Nenek bacaan itu untuk perlindungan diri Larasati.
Nenek buyutku ternyata memberikan juga pada anak-anaknya. Awalnya aku hanya menganggap angin lalu, tapi setelah aku melihat dan mendengar secara langsung, bagaimana Nina begitu disukai banyak lelaki membuatku mempercayai keampuhan itu.
Tanteku, Nina usianya hanya terpaut satu tahun lebih tua dariku. Sejak sekolah menengah atas banyak lelaki yang mendekatinya dan tidak jarang ada yang suka memberinya uang, barang-barang bahkan sampai ada yang memberikannya mobil dengan cuma-cuma.
Aku memang dekat dengan adik ibuku, ke mana pun Nina pergi, aku suka diajaknya. Saat Nina sudah bekerja, dia pernah berjanji, jika ada yang memberikan mobil, maka aku akan diberikannya sebuah motor. Hal itu terjadi, motor yang Nina miliki diberikannya padaku karena teman lelakinya memberikan dia mobil.