Mohon tunggu...
Dhe Wie S
Dhe Wie S Mohon Tunggu... Penulis - Kang Baca Tulis

personal simple

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Tumbal

10 September 2023   07:36 Diperbarui: 10 September 2023   08:15 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saka lelaki romantis, perempuan mana pun pasti akan sangat beruntung memilikinya. 

**

Aku masih punya waktu sebelas bulan lagi dengannya, dan momen ini yang akan selalu menghiasi tiap malamku. 

Lupakan sejenak ritual Nyak Srintil. Aku tak ingin membuang kesempatan ini begitu saja, seperti dua pernikahanku terdahulu yang tak pernah kunikmati. 

"Sayang, aku sudah siapkan air untuk kamu mandi dengan aroma wangi yang lembut, akan membuatmu rileks. Aku mandikan, ya?" ajaknya padaku. 

Dibuatnya merona kedua pipi ini. Malu bercampur bahagia. Aaahhh ... Inikah kado terindahku tahun ini. Ingin sekali waktu berhenti. Seolah jiwa dan ragaku telah menentang ritual Nyak Srintil yang selama ini dilakukannya selama hidupku. 

Lepas mandi, lagi-lagi aku di buatnya mabuk asmara. Benar-benar kurasakan bahagianya sebuah pernikahan. 

***

Setelah lelahku bersamanya malam ini usai, aku pun tertidur pulas. Kasur empuk, dengan selimut berbulu halus dan wangi membuat malamku bagai putri raja. 

Tapi ... tak lama kemudian aku terbangun, walau badan terasa berat, kupaksakan mata untuk terbuka, namun seluruh tubuh tak bisa digerakkan. Aku melihat Saka sedang duduk di sofa, sambil menonton teve, yang tak jauh dari ranjang tempatku berbaring. Bibirku berusaha memanggilnya, mulut terbuka, namun tak ada suara yang keluar.

Sekuat tenaga aku teriak dan mencoba bangun, tapi sia-sia. Hanya lelah yang kudapati. Perlahan nafasku tersengal, seolah ada yang menimpa tubuhku dengan berton-ton baja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun