"Kita minta tolong pada Mudang Arin," sahut Soyun dengan santai.
"Maksudmu balas dendam dengan menggunakan roh halus?"
"Iya, Hea. Kita minta bantuan roh untuk menakuti mereka. Setelah puas, kembalikan roh ke asalnya."
Hea tampak ragu dengan ide dari Soyun, sementara Hwan merasa itu cara yang tepat. Akhirnya, mereka tetap memutuskan untuk pergi ke kediaman Mudang Arin.
Mudang adalah dukun atau cenayang yang dapat berkomunikasi dengan roh orang yang telah meninggal.
"Aku bisa saja membantu kalian, asalkan ...." Mudang Arin menatap tamunya satu demi satu. "Kalian mau menjalankan ritual dengan baik karena taruhannya adalah nyawa," sambungnya lagi.
"Nyawa, Mudang?" tanya Hea sedikit khawatir setelah memberikan foto ketiga rivalnya pada Mudang.
"Tentu saja karena kalau salah langkah sedikit saja, nyawa kalian sendiri taruhannya. Pikirkan dulu jika setuju datanglah saat purnama pekan depan."
****
Setelah sampai di rumah, Hea langsung tidur sambil memeluk nenek yang ada di sampingnya. Hea tidak ingin nenek tahu kalau dia akan membalas dendam kepada Ara dan kedua temannya di sekolah lama.
"Jangan lakukan itu!" teriak Hea dalam tidurnya penuh ketakutan.