Mohon tunggu...
Dhe Wie S
Dhe Wie S Mohon Tunggu... Penulis - Kang Baca Tulis

personal simple

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Kesepian

1 September 2023   07:42 Diperbarui: 1 September 2023   07:45 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Akan tetapi, apa yang diucapkan Pak Eman padaku, aku tidak memberitahu pada yang lainnya. 

Pemilik kantor mengizinkan kami untuk melayat ke rumah Pak Eman, sebagai gantinya kami akan lembur lagi malam ini di kantor.

Kejadian aneh di kantor pun terjadi lagi. Ada bayangan melintas dari luar ruangan menuju tangga ke lantai bawah. Sekelebat bayangan hitam yang sering diduga hantu gentayangan kembali tertangkap netraku. Hanya saja semakin aku memberanikan diri melihat, justru bayangan itu tampak seperti seorang manusia, tetapi entah siapa.

"Ri, masih gak lihat siapa yang barusan lewat?" Aku bertanya pada Riri yang meja kerja di sebelah kanan mejaku.

"Aku gak lihat apa-apa, Ris. Sebaiknya kamu gak usah banyak ingin tahu. Demi keselamatanmu, Ris." Riri tampak serius memberitahuku soal penampakan itu.

Aku seperti mendapatkan kekuatan super setelah Riri bicara seperti itu, aku semakin punya nyali. Pekerjaan pun aku tinggalkan, lalu keluar membuntuti bayangan tadi menuju lantai dasar. 

Setelah tiba di anak tangga ke sepuluh, aku langsung ditarik seseorang dari bawah. Sosok yang sudah kupastikan dia bukan hantu, tetapi manusia yang mengenakan pakaian serba hitam dengan penutup kepala berwarna senada. 

Tubuhku diseret ke salah satu ruangan yang digunakan sebagai gudang penyimpanan tabloid BIM yang sudah lewat tanggal cetaknya. Gudang kecil berukuran 4x4cm jadi saksi bisu atas kesialanku.

"Ka-kang Ori, a-apa yang Kang Ori lakukan padaku? Aaarrgh!" Aku berusaha melepaskan cengkraman tangan Laki-laki berambut hitam itu yang sudah mencekikku begitu kuat.

"Salahmu sendiri kenapa tiba-tiba ingin tahu keberadaan bayangan hitam itu di kantor ini! Nyawamu akan jadi taruhannya," ucap Oritama padaku.

"Ta-tapi, ke-kenapa aku? Kenapa harus aku?!" Aku berusaha melawan, tetapi makin melawan tubuhku makin lemah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun