Sekutu, merasa ultimatumnya tidak diindahkan, akhirnya melakukan tindakan militer atas Kota Surabaya. Surabaya di bombardir. Bom-bom serta arteleri berat membumi hangus. Namun, para pejuang terus mempertahankan Surabaya dengan segala keterbatasan senjata tanpa berfikir untuk mundur apalagi menyerah. Bung Tomo[3], dengan gagah memimpin laskar dan pemuda di sana.
Â
Indonesia dan Sekutu menetapkan garis-garis demarkasi[4] untuk wilayah Jakarta dan Bandung. Anggota TKR Laut yang berada di Jakarta, akibat terkuasainya area pelabuhan oleh Sekutu, kemudian dimasukkan ke dalam Komando Kota Angkatan Laut Jakarta (KKAL-J) dibawah pimpinan Mayor Arga yang kemudian digantikan oleh Mayor A. Saleh Bratawidjaja. Sebagian lain, bergabung ke Pangkalan II TKR Laut Karawang, dibawah pimpinan Letnan Kolonel (Letkol) Djuned Adimihardja.Â
Â
Hal ini membuat Pangkalan II TKR Laut Karawang memiliki kekuatan cukup besar hingga memiliki 4 batalyon tempur.
Â
-
Â
 "Anda yang tertua?"
Â
"Siap!"