Mohon tunggu...
J Wicaksono
J Wicaksono Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi Kesehatan ingin belajar menulis

Saya suka menulis dan membaca berbagai artikel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

13th December Inferno (Bagian 2)

9 Maret 2024   18:01 Diperbarui: 9 Maret 2024   18:05 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu setelah 2 kota utama negeri itu diluluh lantak oleh "Bom Atom" Amerika Serikat 

Hal ini menyebabkan terjadinya kekosongan kekuasaan-'Quo Statuta' di wilayah-wilayah yang sebelumnya berada di bawah pendudukan Jepang, termasuk Indonesia. 

Kondisi ini dimanfaatkan oleh para pemuda untuk mendesak Ir Soekarno dan drs. Mohammad Hatta agar segera memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia. 

17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB, Ir Soekarno membacakan sebuah naskah yang kemudian kita kenal sebagai "Teks Proklamasi" yang disusun secara singkat malam hari menjelang tanggal tersebut dan atas nama Bangsa Indonesia ditanda tangani Soekarno-Hatta.

2

Usia Republik saat itu masih sangat muda. Belum genap 6 bulan dengan keberadaan yang belum diakui oleh dunia. Sekutu yang datang ke Indonesia secara terang-terangan tidak mengakui keberadaannya dan menganggap Hindia Belanda (Sebutan untuk Indonesia dari Bangsa Eropa sebelum kemerdekaan) sebagai milik, Kerajaan Belanda. Mereka, melakukan pendaratan di Indonesia tanpa perlu meminta ijin kepada Pemerintah Indonesia yang baru saja terbentuk.

Tugas mereka (Pasukan Sekutu) azasinya mengurus masalah tawanan perang yang sebelumnya di bawah penguasaan Jepang pada masa Perang Pasifik-Perang besar yang baru resmi berakhir. Tanggal 14 Agustus, Kaisar Hirohito (Kaisar Jepang) menyatakan kepada dunia, bahwa Jepang menyerah tanpa syarat. Setelah pengumuman ini, Sekutu kemudian datang ke Negeri Jepang untuk menyelesaikan administrasi perang di sana. Prosesi menyerah sendiri dilaksanakan di Geladak Kapal Perang Amerika Serikat USS Missouri BB-63 (berjenis Kapal Perang/Battleship)[1] pada tanggal 2 September 1945 di Teluk Tokyo, Jepang. 

 

Jeda waktu antara 14 Agustus hingga 2 September, terjadi kosong kekuasaan pemerintahan di Indonesia, hal yang dimanfaatkan oleh para pendiri Bangsa Indonesia untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Merdekanya Indonesia adalah kondisi yang sebelumnya sama sekali tidak diduga oleh mereka (Sekutu dan NICA[2]).

 

Pendaratan besar pasukan sekutu pertama terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok. Kekuatan pasukan Sekutu dengan mayoritas Pasukan Inggris sebanyak satu brigade tiba menggunakan HMS Cumberland, sebuah kapal bertipe Penjelajah Kelas Berat (Cruisser) yang memiliki panjang 330 kaki (+/- 190 meter) dibawah pimpinan jendral berbintang dua, Laksamana Muda (Laksda) WR Patterson. Rombongan ini langsung menetapkan Tanjung Priok sebagai wilayah dibawah kekuasaan Sekutu.

 

Pendaratan ini kemudian disusul dengan pendaratan sekutu besar-besaran pada tanggal 29 September, dimana pasukan gabungan Sekutu yang tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) mendaratkan 3 Divisi infanteri Angkatan Darat lengkap dengan pasukan pendukung seperti batalyon-batalyon Kavaleri, Arteleri, Zeni, hingga Perbekalan di Jakarta dengan komandan Letnan Jendral (Letjen) Sir Philip Christison (Seorang Jendral sekaligus Bangsawan Inggris).

 

AFNEI membawa 3 misi utama, mengurus tawanan perang, melucuti tentara Jepang yang telah kalah perang, serta menjaga keamanan dan ketentraman agar kedua tujuan tadi dapat terlaksana dengan baik. Akan tetapi, keberadaan NICA membuat misi ini berubah menjadi misi pendudukan wilayah. NICA mempengaruhi pimpinan AFNEI untuk membantu mereka menegakkan kekuasaan kembali di Indonesia.

 

Pendaratan Pasukan Sekutu menyebabkan Jakarta sebagai ibukota negara terbelah menjadi 2 bagian. Wilayah Pelabuhan Tanjung Priok hingga Lapangan Udara Kemayoran dikuasai Sekutu, sementara sisanya tetap dibawah penguasaan Republik.

 

-

 

Pada awalnya kedua belah-pihak saling menahan diri, mengingat terjadinya perubahan peta politik dunia pasca PD II. Terutama Asia dan Afrika, tengah terjadi perubahan politik sangat besar disana. Banyak bangsa yang sebelum pecah Perang Dunia II menjadi wilayah kolonial Bangsa Eropa menyatakan diri merdeka. Untuk kawasan Asia sendiri, diawali oleh Korea Selatan yang menyatakan merdeka dari Jepang (15 Agustus) disusul Indonesia.

 

Akan tetapi, kondisi ini tidak berlangsung lama, konflik antara Republik dan AFNEI pada akhirnya tidak bisa dielakkan. Misi utama AFNEI yang membias adalah salah satu pemicunya. Hal ini karena ulah NICA di bawah pimpinan Humbertus van Mook.

 

-

 

Bagi Pemerintah Repunlik yang baru terbentuk, karena situasi Jakarta tidak kondusif lagi sebagai pusat pemerintahan, kedudukan Pasukan AFNEI di Kemayoran dengan pusat pemerintahan di sekitar Kawasan Gambir sangat rentan bagi Indonesia. Selain itu, di berbagai tempat terjadi pertempuran antara kedua belah pihak. Artinya, Jakarta sewaktu-waktu dapat menjadi arena perang.

 

Salah satu pertempuran terbesar antara Pasukan Sekutu dengan Pihak Republik terjadi di Kota Surabaya. 10 November 1945. Kejadian Surabaya diawali oleh tindakan pasukan NICA secara sepihak mengibarkan bendera Belanda di atas Hotel Yamato, di pusat Kota Surabaya. Hal ini memicu kemarahan pemuda serta masyarakat Surabaya. Pemuda kemudian berhasil menaiki Hotel Yamato dan menyobek warna biru di bawah bendera Belanda. Insiden ini kemudian berlanjut dengan tewasnya seorang Jendral Sekutu Brigadir Jendral (Brigjen) Albertin Walter Sothern Mallaby yang oleh Sekutu diumumkan akibat serangan pemuda Surabaya kepada sang jendral ketika memimpin sebuah patroli Pasukan Sekutu.

 

Pasukan Sekutu kemudian mengultimatum pemegang pemerintahan di Surabaya menyerahkan pelaku pembunuhan Mallaby dan seluruh angkatan bersenjata meletakkan senjatanya. Ultimatum ini ditolak dengan tegas oleh pihak Republik karena bukan mereka penyebab gugurnya Jendral Mallaby.

 

Sekutu, merasa ultimatumnya tidak diindahkan, akhirnya melakukan tindakan militer atas Kota Surabaya. Surabaya di bombardir. Bom-bom serta arteleri berat membumi hangus. Namun, para pejuang terus mempertahankan Surabaya dengan segala keterbatasan senjata tanpa berfikir untuk mundur apalagi menyerah. Bung Tomo[3], dengan gagah memimpin laskar dan pemuda di sana.

 

Indonesia dan Sekutu menetapkan garis-garis demarkasi[4] untuk wilayah Jakarta dan Bandung. Anggota TKR Laut yang berada di Jakarta, akibat terkuasainya area pelabuhan oleh Sekutu, kemudian dimasukkan ke dalam Komando Kota Angkatan Laut Jakarta (KKAL-J) dibawah pimpinan Mayor Arga yang kemudian digantikan oleh Mayor A. Saleh Bratawidjaja. Sebagian lain, bergabung ke Pangkalan II TKR Laut Karawang, dibawah pimpinan Letnan Kolonel (Letkol) Djuned Adimihardja. 

 

Hal ini membuat Pangkalan II TKR Laut Karawang memiliki kekuatan cukup besar hingga memiliki 4 batalyon tempur.

 

-

 

 "Anda yang tertua?"

 

"Siap!"

 

"Pangkat anda?"

 

"Siap, Pangkat terakhir saya di Angkatan Laut Kerajaan Belanda adalah Letnan!"

 

Jawaban ini membuat banyak prajurit terkesima. Kala itu memang banyak pribumi yang menjadi pasukan dikalangan militer Belanda. Bahkan di organisasi KNIL, ada yang sampai menjadi seorang perwira menengah (Letkol). Namun, hal ini amat langka. Sebagian besar tetaplah prajurit.

 

Sementara, yang berdiri dengan gagah didepan mereka adalah seorang perwira. Jika menilik dari paras, usia Soeprapto masih cukup muda. Kurang dari 30 tahun. Artinya, dia tentu bukan orang sembarangan.

 

-

 

Setelah merenung beberapa saat, Kapten Sulaiman pun memberi perintah kepada Soeprato,"Baiklah, sementara yang lain menunggu, anda ikut saya menghadap Komandan."

 

"Siap!" Soeprapto, yang sebelumnya memimpin rekan-rekannya berjalan mengikuti Kapten Sulaiman tadi menuju Gedung Utama Pangkalan II TKR Laut Karawang. Keduanya langsung menuju ruang staf pribadi pimpinan.

 

Meski pribumi asli Indonesia, postur Soeprapto untuk masa itu relatif tinggi, sekitar 180 cm. Ditambah atribut yang dipakai, tubuhnya tampak menonjol. Ketika melewati prajurit-prajurit yang sebelumnya bersiaga, mereka semua diam membisu, memandang sosok Soeprapto. Mereka tidak berhenti memandangi sosoknya hingga Prapto (Panggilan untuk Soeprapto kemudian) masuk ke Gedung Utama.

 

-

 

Segera setelah Kapten Sulaiman menyampaikan maksud dan tujuan Soeprapto pada staf pribadi pimpinan, Soeprapto pun dihadapkan kepada Letkol Djuned Adimihardja.

 

"Prajurit Soeprapto?' Letkol Djuned Adimihardja.

 

"Siap."

 

"Anda bersama 7 orang lain, disertir dari KNIL?"

 

"Siap tidak, kami berdelapan sebelumnya adalah anggota Koninklijke Marine."

 

"Angkatan Laut Belanda?"

 

"Siap benar Komandan."

 

"Anda lahir di Belanda?"

 

"Siap tidak, saya dari Banyumas Jawa bagian Tengah ijin Komandan."

 

"Rekan anda yang lain?"

 

"Siap, beberapa lahir di Belanda ijin Komandan. Namun, orang tuanya berasal dari Indonesia ijin Komandan."

 

"Anda dan rekan-rekan siap berbakti pada Republik?" rangkaian pertanyaan ini dilontarkan Letkol Djuned.

 

"Siap bersedia. Kami siap Mati bagi Ibu Pertiwi, Sekali Merdeka, Tetap Merdeka!" lantang Prapto menjawab.

 

"Pangkat Anda?"

 

"Siap, terakhir saya berpangkat Letnan ijin Komandan".

 

"Seandainya anda saya terima bergabung disini",

 

"Siap".

 

"Apakah anda bersedia menerima pangkat lebih rendah dari sebelumnya-saat menjadi perwira Angkatan Laut Belanda?"

 

"Siap, bersedia!"                                

 

"Jika demikian ...,"

 

"Siap".

 

"Dengan lapang saya menyambut bakti kalian".

 

"Siap, terima kasih Komandan".

 

"Kapten Sulaiman!"

 

"Siap!" Perwira yang sedari tadi menemani Prapto menyahut.

 

"Segera urus tertib administrasi mereka."

 

"Siap".

 

"Saudara Soeprapto saya angkat menjadi seorang Letnan Muda[5]".

 

 "Siap".

 

"Yang lainnya, karena kemampuannya, berikan pangkat masing-masing Sersan Satu dan Sersan Dua".

 

"Siap!"

 

"Ikuti Kapten Sulaiman Prajurit!" perintah Letnan Kolonel Djuned Adimihardja kepada Prapto.

 

"Siap!"

 

Setelah balik kanan, Prapto kemudian mengikuti Kapten Sulaiman keluar dari ruangan Letkol Djuned menuju bagian administrasi untuk penyelesaian dokumen.

 

-

Dengan tangan terbuka, negeri yang baru lahir ini menerima putra-putranya yang pulang. Sore, menjelang senja. Berdasar keputusan Komandan Pangkalan, ke delapan mantan personel Angkatan Laut Kerajaan Belanda itu mengambil sumpah prajurit dengan Prapto selaku pimpinan mereka mengucapkan Janji Perwira dan mendapatkan pangkat Letnan Muda. Letnan Angkatan Laut Belanda itu sekarang menjadi Letnan Muda Soeprapto.  

(BERSAMBUNG; Naskah ini telah terbit dalam bentuk Novel dengan judul yang sama lewat penerbit Tidar media, dijual secara online di Tokopedia)

Pejelasan footnote:

[8] USS Missouri (BB-63) adalah sebuah Kapal Perang dari kelas Iowa yang menjadi salah satu komponen utama Angkatan Laut Amerika Serikat saat PD-II. Berbagai palagan berhasil dilaluinya sampai akhirnya pada tahun 1998 Pemerintah Amerika Serikat menjadikan kapal ini sebagai museum terapung dan disandarkan secara permanen di Pearl Harbour, Hawaii.

[9] Pada masa penjajahan Jepang di Indonesia, bangsa Belanda yang terusir melarikan diri ke Australia dan menghimpun kekuatan baru untuk kembali berkuasa, yang kemudian diberi nama pasukan NICA (Netherland Indies Civil Administration). NICA yang dipimpin Van Mook berusaha mempersenjatai kembali KNIL (Koninklijk Nerderlands Indisch Leger), yaitu Tentara Kerajaan Belanda yang ditempatkan di Indonesia.

[10]  Bung Tomo adalah Pahlawan Nasional. Bersama beberapa tokoh militer kemudian menjadi pelopor berdirinya angkatan perang Indonesia. Saat berpangkat Mayor Jendral (Mayjen) beliau memilih mundur dari TNI dan menghabiskan masa hidupnya menjadi jurnalist dan kritikus terhadap pemerintahan era Orde Baru.

[11] Adalah garis batas pemisah antara 2 atau lebih kelompok atau negara yang tengah bersengketa secara militer dan,atau politik.

[12] Pada masa sekarang, Letnan Muda setara dengan Letnan Dua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun