Â
"Teng,Teng,Teng,Teng,Teng!" berbunyi selama hampir 30 detik. Merupakan tanda yang berarti kondisi siaga.
Â
Sementara, rekan lain yang tengah melaksanakan tugas jaga bergegas mengambil senjata dan menghamburkan diri ke barikade karung pasir yang berada di sisi dalam gerbang. 5 orang petugas jaga pagi itu segera merapihkan helm dan mengokang senjata masing-masing. Dalam waktu singkat laras pun diarahkan kepada serdadu-serdadu tegap yang berjalan menuju gerbang Pangkalan.
Â
-
Â
November 1945, situasi di kota-kota penting Pulau Jawa dan Sumatera tengah memanas. Hal ini disebabkan oleh gelombang kedatangan Tentara Sekutu dalam rangka mengurus administrasi perang pasca berakhirnya Perang Pasifik (Bagian dari Perang Dunia II-PD II), perang antara Kekaisaran Jepang dan Tentara Sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Â
Kedatangan Pasukan Sekutu ke Indonesia sendiri dipimpin oleh Inggris. Hal yang kemudian dimanfaatkan oleh NICA (Netherlandsch Indische Civiele Administratie)[2] dibawah dipimpin Hubertus Johannes van Mook. NICA memiliki misi tersendiri berupa menegakkan kembali kekuasaan Kerajaan Belanda atas Indonesia. Selama Perang Pasifik, Indonesia yang sebelumnya dibawah kekuasaan Kerajaan Belanda, jatuh ke tangan Kekaisaran Jepang.
Â