Lupus aja sampe nggak tegaan ngeliatnya. Apalagi ketika Lupus mulai mendengar suara sesegrukan si Boim dari balik bantalnya. Duile, gitu aja nangis (hal. 16 pdf)
Kutipan percakapan di atas dapat mewakili bahwa novel ini memiliki Sudut pandang orang ketiga, karena menyebut nama tokoh dalam cerita tersebut.
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Secara lebih khusus ia dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang mempengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra, namun sendiri tidak ikut menjadi bagian di dalamnya.
Biografi Hilman Hariwijaya. Hilman Hariwijaya adalah seorang penulis Indonesia. Namanya dikenal sejak menulis cerita pendek yang diberi judul "Lupus" di majalah Hai dibulan Desember 1986, yang kemudian dibukukan menjadi sebuah novel.
Kiprah Hilman Hariwijaya menulis cerita remaja bermula dari kesukaannya pada majalah dan rasa ingin tahu pada dapur redaksinya. Ketertarikan dan rasa ingin tahu tersebut berlanjut dengan kenekatan mendatangi kantor redaksi majalah Hai. Setiap pulang sekolah, masih bercelana pendek seragam SMP, Hilman menghabiskan sebagian waktunya di kantor redaksi majalah tersebut. Berawal dari itu, sedikit demi sedikit ia mulai terlibat dalam keredaksian majalah tersebut hingga akhirnya menjadi wartawan paruh.
Tahun 1978, Hilman unjuk kepiawaian. Ia mengikuti sayembara mengarang. Karyanya berjudul "Bian, Adikku yang Tak Pernah Ada" menjadi pemenang dalam sayembara itu. Selanjutnya namanya melambung. Dua karyanya yang tergolong fenomenal, serial "Lupus" dan "Olga" bukan hanya tercatat laris di pasar dan masih terus dicetak ulang, tetapi juga telah diangkat dalam versi layar lebar dan sinetron remaja. Hingga saat ini sekitar 82 judul buku telah dikarangnya.
Banyak cerita atau berbagai macam seri buku Lupus yang bersangkutan dengan kisah hidupnya. Contohnya daalam karakter Lupus digambarkan bahwa Lupus adalah siswa penulis majalah Hai, dan Hilman pun juga demikian.