Perkembangan intelektual sangat berhubungan dengan budaya seseorang. Pemikiran anak di berbagai belahan dunia tidak sama, tetapi mereka menggunakan otak dan kemampuan mental untuk menyelesaikan masalah dan menginterpretasikan hal-hal di sekitar sesuai dengan tuntutan dan nilai-nilai di budaya mereka. Salah satu perspektif yang dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangan kognitif adalah perkembangan sosiohistoris, yakni perkembangan yang terjadi dalam budaya seseorang yang terlahir dari nilai-nilai, norma, dan teknologi. Perspektif inilah yang banyak difokuskan oleh peneliti saat ini tentang ide vygotsky.
K. Karakteristik Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif pertama yang akan kita pelajari merupakan teori dari Jean Piaget, seorang psikolog asal Switzerland, yang sangat dikenal dengan penelitiannya di bidang perkembangan anak. Penelitian Piaget dimulai dari pertanyaan, "Bagaimana kita bisa mengetahui atau memperoleh pengetahuan tentang suatu hal?" "Apakah pengetahuan bersifat objektif atau apakah pengetahuan sangat dipengaruhi oleh subjek yang mengetahuinya?" (Miller, 2011). Kategori pemikiran dasar dapat dibedakan menjadi waktu, ruang, kausalitas, dan kuantitas. Bagi Anda yang sudah dewasa, empat konsep pemikiran ini tak sulit untuk dipahami. Akan tetapi, bagaimana dengan anak kecil?
Ketika Piaget meneliti bagaimana manusia dapat memperoleh pengetahuan, ia sampai pada kesimpulan bahwa pengetahuan bukan merupakan kondisi, tetapi proses. Pengetahuan didefinisikan sebagai hubungan antara subjek (manusia) dan apa yang diketahuinya. Ini adalah salah satu karakteristik dari teori Piaget yang disebut sebagai epistemologi genetis. Epistemologi merupakan cabang filosofi yang mempelajari ilmu pengetahuan. Sementara itu, istilah genetis mengacu pada perkembangan. atau kemunculan.
Proses memperoleh pengetahuan dilakukan secara mandiri oleh anak ketika mereka membangun/mengonstruksi pengetahuan tersebut. Mereka memahami sesuatu dengan mengalaminya secara fisik dan mental Manusia memiliki bagian aktif dalam dirinya untuk memilih dan menginterpretasi informasi yang didapat dari lingkungan sekitar mereka. Karena itu, pengetahuan tidak begitu saja terserap.
Pengetahuan pada anak berubah seiring perkembangan kognitif mereka. Keseimbangan ekuilibrium adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan terjadinya kondisi yang sesuai antara pemahaman anak dan lingkungannya. Teori perkembangan kognitif Piaget juga bersifat biologis. Seperti binatang dan tumbuhan yang beradaptasi dengan lingkungannya, seorang anak juga beradaptasi secara psikologis. Menurut Piaget, proses adaptasi ini bersifat universal. Selanjutnya, konsep strukturalisme digunakan Piaget karena menurutnya pemikiran pada anak bersifat sistematis. Mereka memiliki struktur mental dasar atau skemata yang dijadikan landasan untuk menyerap pengetahuan-pengetahuan baru, Membangun pengetahuan dilakukan dengan menyelaraskan skemata yang telah anak miliki dengan skemata baru yang diketahui. Dari proses inilah pengetahuan dan kecerdasan berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H