Mohon tunggu...
Dina Febiyanti
Dina Febiyanti Mohon Tunggu... Konsultan - Antropolog - penulis

coffee, susu, indomie, memasak, menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Roman

Merdeka Untukmu Biru Laut Wibisana: Pada Novel Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori

17 Agustus 2024   18:00 Diperbarui: 17 Agustus 2024   23:37 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Woe is me

            Laut, kau lah bintang yang hilang di telan laut, yang dipeluk begitu erat oleh laut hingga kau ditidurkan begitu nyenyak dalam genggamannya, hingga tak sadar lagi. Tak ada satu orang pun yang mampu menyanggah sukma mu. Laut kau kini menjadi tokoh perwakilan dari teman-teman sejawat mu yang juga menghilang entah dimana pada masa orde baru tersebut. Kami masih mengenang kalian hingga titik darah penghabisan. Perjuangan kalian tidak akan pernah lengkang oleh waktu, tidak akan pernah luntur jiwa kepatriotan dan nasionalisme yang kalian lahirkan kepada kami. Aku akan tetap mengagumi betapa dalamnya ‘kematiannya’  kau tetap hidup terus menerus. Mas laut, dunia sejarah, sastra, dan jurnalisme tidak akan pernah melupakan tokoh mu di dalam novel laut becerita.

            Laut, jangan menganggap bahwa hidup adalah serangkaian kekalahan, setidaknya kau sudah bersusah payah dan mengupayakan hidup yang merdeka pada masa itu. Kini biarkan lah aku dan para generasi penerus mu melanjutkan perjuangan ini, menuntut hak untuk merdeka, keadilan, kesetaraan, sampai selama-lamanya. Laut tidurlah yang nyenyak di pelukan ibu laut yang kini menjadi bagian dari mu. Tanah ini akan terus berpesta pora, berhari-hari, bermalam-malam, membunuh hati tak kunjung tiba. Ketika angin gelora di timur mengepak di barat pertanda ada yang berhenti dan bergerak di pusaran hati mu.

Merdekaa..merdekaa

“ Seorang terpelajar juga harus berlaku adil 

Sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuata “

(Pramoedya Ananta Toer )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun