Just a speck of dust within the galaxyÂ
Who is me
      Laut, kau lah bintang yang hilang di telan laut, yang dipeluk begitu erat oleh ombak hingga kau ditidurkan begitu nyenyak dalam genggamannya, hingga tak sadar lagi. Tak ada satu orang pun yang mampu menyanggah sukma mu. Laut kau kini menjadi tokoh perwakilan dari teman-teman sejawat mu yang juga menghilang pada masa itu. Kami masih mengenang kalian hingga titik darah penghabisan. Perjuangan kalian tidak akan pernah lengkang oleh waktu, tidak akan pernah luntur jiwa kepatriotan dan nasionalisme yang kalian lahirkan kepada kami. Aku akan tetap mengagumi betapa dalamnya ‘kematiannya’  kau tetap hidup terus menerus. Mas laut, dunia sejarah, sastra, jurnalisme, hingga dunia tidak akan pernah melupakan tokoh mu di dalam novel laut bercerita.
      Laut, jangan menganggap bahwa hidup adalah serangkaian kekalahan, setidaknya kau sudah bersusah payah dan mengupayakan hidup yang merdeka pada masa itu. Kini biarkan lah aku dan para generasi penerus mu melanjutkan perjuangan ini, menuntut hak untuk merdeka, keadilan, kesetaraan, sampai selama-lamanya. Laut tidurlah yang nyenyak di pelukan ibu mu yang kini menjadi bagian dari mu. Tanah ini akan terus berpesta pora, berhari-hari, bermalam-malam, membunuh hati tak kunjung tiba. Ketika angin gelora di timur mengepak di barat pertanda ada yang berhenti dan bergerak di pusaran hati mu.
Merdekaa..merdekaa
“ Seorang terpelajar juga harus berlaku adilÂ
Sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan“
(Pramoedya Ananta Toer )
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI