Mohon tunggu...
Dewi Suryati
Dewi Suryati Mohon Tunggu... lainnya -

Bersamamu kulukiskan cinta, ku taburkan rasa dalm Kalam-KalamNya hingga ke syurga.\r\n(Announcer @t PRO1RRI sINTanG)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cintaku Berlabuh di Pintu Pagi (Rangkaian Cerpen Jelang OPQ)

3 September 2016   11:25 Diperbarui: 3 September 2016   11:49 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

CINTAKU BERLABUH DI PINTU PAGI

(Rangkaian CERPEN Jelang OPQ)


Hamparan pagi telah melayang diantara tiang-tiang jiwaku, hembusan angin menghantarkan damainya masa diantara putaran rasa. Kini bersama-Nya ku temui pucuk pagi, yang mencintai kedermawanan hati, berjalan mengitarinya dalam deru dan sedunya madu cinta. Hingga takkan pernah hilang dalam bayang, segala harap dan impian yag kupanjatkan...pagiku...kemabli lagi aku bersamaku. Tak seperti pagi kemarin hamparan rasaku meluas, seluas hamparan padi yang menghijau, di pelabuhan jalanku. Berjalan mengitari pematang keteduhan masa memanjakan kelopak jingga, sembari bertanya indah sekali ciptaan-Mu Robbi, ketakjupan mengitari jagad jiwaku...., ma syaa Allah ....

"Mbk Yul, sedang apa pagi-pagi sudah di sawah?"

Bu Rachma menghentikan desir-desir pertanyaan yang mengapung di otakku.

"Eh bu Rachma, tak apalah saya hanya jalan-jalan pagi saja."

Mengobrol sejenak berlalu pasti si pundak gempal yang ramah dan rendah hati.

Kenapa kepalaku pusing ya..., duh... duuh..., astagfirulloh ..., kenapa ini ya Allah..., kenapa semuanya gelap astagfirulloh....

Hilanglah cahaya jingga itu perlahan...dan perlahan....

**** 

"Ada apa ini, kenapa saya disini?"

Kaget sumpah 1000 x saat seorang lelaki berada disampingku.

"Mohon maaf sebelumnya, saya hanya menolong saja, tadi ketika bejalan-jalan saya dan sahabat saya serta bu Teguh melihat anda tergeletak diantara pematang sawah. Jadi saya putuskan untuk merebahkan anda disini, bu teguh mencari air minum ketetangga dan sahabat saya sedang mencari mobil untuk membawa anda, mohon jangan berfikir macam-macam dulu. Bukan saya yang menggendong anda kesini melainkan bu Teguh."

Hebat ni orang bisa juga baca fikiran saya, masalahnya nih ya takut banget, ya namanya juga jaman sekarang mampang mumpung, dimana ada kesempatan disitulah ada setan.

"Baiklah itu bu Teguh sudah datang, saya mohon pamit dulu kebetulan ada yang harus saya selesaikan, Assalamu'alikum warahmatullohi wabarokatuh."

"Wa'alikum salam" jawabku singkat.

Bu Teguh menjelaskan kalau saya pingsan, mungkin karena belum sarapan udah pans-panasan. Makalumlah punya penyakit maag yang lumayan juga kata dokter, ga boleh lapar harus langsung makan.

Oya, kok aku baru lihat ya orang itu, darimana, apa orang sini atau bukan ,ko putih banget ya, kok..., kok..., astagfirullah..., astagfirulloh..., maaf ya Allah jangan Engkau gelincirkan hati ini kejuram yang tak haq.

*****

Purnama menyanyikan kedahsyatan rasa, mencampurkan krimer hati. Tasbih dan tahmid kembali menyapa di relung tulang-tulang kesyukuran. Gemintang mengedipkan cinta beralaskan cakra angkasa, cinta terpautkan di buli-bulir darah.  Denyutnya membiaskan arahan yang terucpakan bilakah hadirnya cinta menyapaku, hingga gepalah usiaku kini...Bilakah engkau Robbi mengizinkah aku meniti samudra rasa dan berbagi dengannya, dengan kesempurnaan milik-Mu seutuhnya.

Berlalu sudah hari, secepat bulan berganti tahun, semua anugrah telah Engkau beri, pekerjaan, sahabat, dan lingkungan sungguh mengagumkan.Tapi Robbi apakah pengamen ini masih belum cukup bernyanyi untuk-Mu?,Apa Engkau masih merindukan nada-nada doaku, hingga sabarku sempurna. Belum cukupkah petikan nadiku yang terpanjatkan setiap sepertiga malamku?. Bukankah Engkau selalu mengabulkan doaku selama ini, tapi kenapa ketika aku brbicara hati Engkau masih saja tak bergeming?. Dimana labuhan hatiku?, kapan aku menemuinya?. Bisakah di percepat?, karena ya Robbi betapa banyaknya godaan syahwat yang menghancurkn azzam dan iltizam hatiku untuk selalu dekat dengaMu.

Aku memang tak pantas untuk meminta begitu kembali petikan ayat-Mu mengingatku "Fabi ayi ala irobbikuma tukadziban” yang artinya “nikmat manakah yang kamu dustakan".

Aku yakin seyakin-yakinnya Rabb Engkau kabulkan doaku, sebelum ajal menjemputku.

Aku ingin mencintai-Mu setulusnya, sebenar-benar aku cinta

Dalam doa

Dalam ucapan

Dalam setiap langkahku

Aku ingin mendekati-Mu selamanya, sehina apapun diriku

Ku berharap untuk bertemu denganmu ya robbi

Dendang nasyid edcoutic di hape keren si putih punyaku,

" Assalamu'alikum ka Yul, ni Ica ka, adik tingkat di UPI dulu, kakak masih ingat?"

Ica..., ica..., anak UPI, yang mana?, yang mana?, yang tomboy atau yang calm

"Itu loh kak yang dari Jakarta"

He..., he..., si Bhica bhica....

"Hmm..., Bhica bukan?"

"Iya Kak, betul sekali, apa kabar?"

"Kakak Alhamdulillahbaik aja, ade"

Kalau ngobrol sama nih anak memang ga ada abisnya, ada aja yang diomongin, seru lucu dan menyeedihkan pas perpisahannya.Tiba-tiba saja dia menelpon padahal dah lama tak jumpa, ia sudah menikah dan memiliki satu putra. Awalnya tanya apakah aku ODOJer atau bukan, lalu aku jawab iya padanya. Ternyata Bicha mau nggajak ke Acara ODOJ International, apa tuh ya namanya OPQ, Olimpiade Pecinta Qur’an. Kaya mana dan ada apa emangnya ya?. Terlepaslah acara OPQ memang kerinduan itu menggebu padanya sejak lama pisah. Tapi ada apa ia mau kerumahku hari Sabtu besok?, pake rahasi-rahasiaan segala lagi dasar si Bicha..., Bicha....

****

Aku selalu rindu dengan pagiku yang tak pernah memberi jarak dariku. Aku tinggalkan apalagi sabtu minggu, senangnya luar biasa. Kebetulan sabtu ini 1 Dzulhijah 1437 H dan seperti biasa sabtu aku libur, akan ku kayuh jiwaku kembali, menyapa hangat cinta di pagiku. Morning I am coming .... !!!

Kali ini aku tak kehamparan padi-padi yang kujumpai, tapi ke lintasan kereta api, berjalan diantara dua jalurnya yang terbentang. Entah sampai mana, karena jujur hingga saat ini aku belum pernah menelusurinya hingga usai, paling hanya 1 Kilo Meter saja aku mampu berjalannya. Besi itu tidak pernah protes meski tergores setiap waktu, hamparan kerikil yang berlarian saat kereta melaluinya seakan mengajarkanku ketundukan dan kepatuhannya. Kali ini kuhentikan langkah, menundukkan jiwa dan menyelaminya hingga dasar hati.

Mungkinkah Allah belum mengingatkanku dengannya, karena aku belum seutuhnya dan sebenar-benarnya azzam dalam kepasrahan pda-Mu ya Allah, Oh Ya Allah...., Ampunilah dosaku wahai Robbi. Kini aku tersadar Jodohku di tangan Mu, maka karuniakanlah kesabaran yang luas untukku, jika Engkau belum mengizinkannya., Hiks..., hiks..., butiran cinta itu berjatuahan di birunya hijabku.Terus kulalui jalan-jalan itu, dan akhirnya sampai juga di gerbang istana cintaku, rumahku kantorku, eh rumahku surgaku, makasudnya. Belum aja aku buka pintu, tiba-tiba....

Tiiiid...tid..tiddd..Tiiidd....tiddd....

Pertama tak kupedulikan, lama-lama ko makin kencang klakson mobil itu. Kulirik perlahan dengan ujung cahaya mataku, ternyata mobil itu berhenti tepat didepanku di perlintasan jalan. Dengan penuh penasaran, siapa gerangan, kuberanikan diri lebih dekat memperhatikannya.

"Kak Yul....Kak Yul....!"

Hah..., si Bicha..., ma syaa Allah pagi banget datangnya.

Ia datang dengan suami dan ibunya. Karena ayahnya sudah tiada. Ma syaa Allahpecah sudah kerinduan ini padanya. Meski aku masih sendiri tapi aku bangga padanya tak pernah melupakan sahabatnya.

Cinta, tanya dan segala kebahagiaan terbagilah dari bibir mungilnya, meski sudah berputra, ia masih saja seperti dulu. Selepas makan siang di beranda belakang ia menghampiriku.

"Kak Yul, ada Yang mau saya bilangkan sama kakak, tapi sebelumnya mohon maaf nich, bisa?"

Nanya apaan, jangan-jangan tentang nikah, paling minder kalau ditanya kapan nikah..., bla..., bla..., males dengernya.

"Kakak Kenal sama Bang Fizo Syafaturrahman Al- Kaaf?"

Fizo..., Fizo ..., si sombong, Fizo si sok alim, Fizo... si sok pintar, ada apa dengan dia.

"Kak..., Bang Fizo itu abang saya...."

Masya Allah Fizo abangnya si Bicha. Ah masa, ko ga pernah kumpul bareng. Ko ga pernah jemput Bicha.

"Jangan bingung gitu kak, Bang Fizo Itu kuliah S2-nya di Universitas Indonesia, dulu di UPI juga. Alhamdulillah sampai sekarang belum Hafidz..., hafidz..., juga tahu tuh kenapa, he...he...becanda Kak. Alhamdulillah abang dah hafidz sebulan yang lalu."

Terus aja si Bicha noro weco (read- ngomong terus), aku jadi pendengar setia aja.

"Terus, Ibu minta dia segera nikah kak, dan pas lihat foto kaka sama saya waktu acara di aula kampus tentang seminar pengendalian limbah-amdal, dia tanya saya,apakah akhwat ni dah nikah. Waktu itu saya ga tahu kak Yul dah nikah atau belum, saya menyelidiki kakak, dan akhirnya dapat. Abang Fizo serius mau menghitbah kakak, jika kaka tak keberatan."

Subhanalloh walhamdulillah..., ma syaa Allah..., saking bahagianya bertaburlah hamparan mutiara mataku sambil memeluknya tak sepatah katapun terucap. Hanya menangis sejadi-jadinya sambil tak henti-hentinya mengucap syukur padaNya.

"Sebentar lagi bang Fizo kesini, karena tadi beliau mampir ke rumah Ustad Azis, karena Murabbinya Ustad Anwar adalah sahabat beliau, sekalian silaturahim dan membicarakan hal ini. Jadilah kak Yul menjadi kakaku ya ka, menikahlah dengannya ka..., insyaalloh bang Fizo lelaki sholeh, untuk kak Yul yang sholehah..."

*****

Rombonganpun tiba, menghantarkan seonggok jiwa seorang lelaki sholeh yang katanya untukku, pendampingku.

"Kak Yul ntuh Bang Fizo yang pakai kemeja biru langit, kakak sukakan?"

Robbana hambalana min jaujina qurrota a'yun waj'alna lilmuttaqiina immama......

Ternyata lelaki itu adalah lelaki yang menolongku di pematang hijaunya sawah itu. Ya dipagi itu..., dipagi itulah..., pintu hatiku berlabuh.

Kini langit biru sebiru-birunya hatiku, terimakasih ya Allah atas cinta dan sayang-Mu yang tak pernah lekang di antara usiaku. Engkau telah pertemukanku dengannya di saat yang tepat.

Malam melangitkan seluruh bahasa hatiku, menjadi hampparan bintang-bintang yang berhamburan diangkasa dengan hadirnya seorang yang bisa menjaga kuatnya cinta dan dahsyatnya rindu untuk selalu terarah kepada Rabb semesta.

Setelah sholat berjamaah kutunaikan bersamanya, meminta doa dan bimbingan sambil kucium tanganya, ia membisikkanku sebuah kata,” Aku masih sombong sekarang, aku masih egois sekarang...”. Hatiku bertanya dalam, kenapa dia bilang gitu, lalu ia menambahkan bisikkan katanya, “Tapi aku akan baik bila disampingmu selamanya.” He..., he..., sakit juga nahan tawa, mau tertawa lepasmasih malu.

Langit malam mulai bersnar dengan segala cinta yang berbinar di hatiku dan dia. Jangankan mau menatapnya, Mau biacara aja masih canggung rasanya.

“Bicha, ada bilang ke ukhti..., eh ke kamu ga tentang OPQ?”. Dia masih manggil Ukhti ke aku.

“Hmm..., ada sih Cuma dia ngajak aja ke Bekasi, tanggal 5 sampe 13 November 2016, gitu aja. Memangnya akhi..., eh ... abang, tahu ada apa aja acaranya sampe lama gitu?”, aku juga masih canggung ngomongnya.

“Banyak De, aishhh....!. Aku manggilnya apa nih. Ade aja ya biar enak”, sambil menyembunyikan senyuman indahnya untukku.

“Boleh...”, jawabku lembut.

“Acara OPQ, Itu ada Festival Qur’an talkshow-talkshow keren, ada artis-artis keren, dan puncaknya tilawah akhbar di Gor Patriot De, oh ya satu lagi ada acara nikah masal. Mau ikutan nikah masal?”

“Lah, ko ikutan nikah masal?”, jawabku spontan.

“He...he..., kali aja kita mau nikah kedua kalinya, Aishh....!, maafkan abang ya sayang...., becanda !”

He..., he..., bisa juga dia becanda, akhirnya kebekuan rasa mencair menjdi alunan rindu yang ditutup dengan manisnya aroma cinta, dalam lantunan kalam Rabb semesta. Udahan yah pembaca malu nih. Bye..., bye..., sampe ketemu di OPQ.

The end

Salam semangat untuk kamu yang hebat

@dewiSuryati1

Tulisan ini untuk para pembaca yang keren, untuk yang suka maksa-maksa saya agar selalu menulis. Untuk my husband, untuk HPD OPQ, Untuk agen OPQ, Tim Kreatif dan Design OPQ, Agen-agen OPQ, for all panitia OPQ. Untuk crew PSDM, Div TA, untuk kormin-kormin, admin-admin, dan all odojer dimana saja berada. Mohon maaf jika ada kesamaan nama. Untuk ka Yuyun Yulianti (Guru SMA Insan Cendikia Al-Kautsar Sukabumi), makasih sudah menjai inspirasi tulisannya sekaligus minjem namanya.

keterangan:

- Nasyid by : Edcoustic "Aku Ingin Mencintaimu"

-Pict from :backroundapp

-Cerpen ini pernah juga di muat di blog saya, hanya disini diedit dan ada penambahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun