Mohon tunggu...
Dewi Suryati
Dewi Suryati Mohon Tunggu... lainnya -

Bersamamu kulukiskan cinta, ku taburkan rasa dalm Kalam-KalamNya hingga ke syurga.\r\n(Announcer @t PRO1RRI sINTanG)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cintaku Berlabuh di Pintu Pagi (Rangkaian Cerpen Jelang OPQ)

3 September 2016   11:25 Diperbarui: 3 September 2016   11:49 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Itu loh kak yang dari Jakarta"

He..., he..., si Bhica bhica....

"Hmm..., Bhica bukan?"

"Iya Kak, betul sekali, apa kabar?"

"Kakak Alhamdulillahbaik aja, ade"

Kalau ngobrol sama nih anak memang ga ada abisnya, ada aja yang diomongin, seru lucu dan menyeedihkan pas perpisahannya.Tiba-tiba saja dia menelpon padahal dah lama tak jumpa, ia sudah menikah dan memiliki satu putra. Awalnya tanya apakah aku ODOJer atau bukan, lalu aku jawab iya padanya. Ternyata Bicha mau nggajak ke Acara ODOJ International, apa tuh ya namanya OPQ, Olimpiade Pecinta Qur’an. Kaya mana dan ada apa emangnya ya?. Terlepaslah acara OPQ memang kerinduan itu menggebu padanya sejak lama pisah. Tapi ada apa ia mau kerumahku hari Sabtu besok?, pake rahasi-rahasiaan segala lagi dasar si Bicha..., Bicha....

****

Aku selalu rindu dengan pagiku yang tak pernah memberi jarak dariku. Aku tinggalkan apalagi sabtu minggu, senangnya luar biasa. Kebetulan sabtu ini 1 Dzulhijah 1437 H dan seperti biasa sabtu aku libur, akan ku kayuh jiwaku kembali, menyapa hangat cinta di pagiku. Morning I am coming .... !!!

Kali ini aku tak kehamparan padi-padi yang kujumpai, tapi ke lintasan kereta api, berjalan diantara dua jalurnya yang terbentang. Entah sampai mana, karena jujur hingga saat ini aku belum pernah menelusurinya hingga usai, paling hanya 1 Kilo Meter saja aku mampu berjalannya. Besi itu tidak pernah protes meski tergores setiap waktu, hamparan kerikil yang berlarian saat kereta melaluinya seakan mengajarkanku ketundukan dan kepatuhannya. Kali ini kuhentikan langkah, menundukkan jiwa dan menyelaminya hingga dasar hati.

Mungkinkah Allah belum mengingatkanku dengannya, karena aku belum seutuhnya dan sebenar-benarnya azzam dalam kepasrahan pda-Mu ya Allah, Oh Ya Allah...., Ampunilah dosaku wahai Robbi. Kini aku tersadar Jodohku di tangan Mu, maka karuniakanlah kesabaran yang luas untukku, jika Engkau belum mengizinkannya., Hiks..., hiks..., butiran cinta itu berjatuahan di birunya hijabku.Terus kulalui jalan-jalan itu, dan akhirnya sampai juga di gerbang istana cintaku, rumahku kantorku, eh rumahku surgaku, makasudnya. Belum aja aku buka pintu, tiba-tiba....

Tiiiid...tid..tiddd..Tiiidd....tiddd....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun